23 Januari, 2008

TO WORK WITH GOD

Pray Always for Grace to Work With God

Meditation for Day 6 of Week of Prayer for Christian Unity

VATICAN CITY, JAN. 22, 2008 (Zenit.org).- Here is the commentary prepared jointly by the Pontifical Council for Christian Unity and the Commission on Faith and Order of the World Council of Churches for Wednesday, the sixth day of the Week of Prayer for Christian Unity.

"Rejoice always, pray without ceasing" (1 Thessalonians 5: 16)
"David's prayer of praise and rejoicing" (2 Samuel 7:18-29)
"Incline your ear, O Lord" (Psalm 86)
"Rejoice always" (1 Thessalonians 5:12a, 13b-18)
"The sending of the seventy-two" (Luke 10:1-24)

Commentary

In prayer we are aligning our wills to the will of God and so participating in the fulfillment of his purpose. We need the Holy Spirit to change the hearts of believers, so that we have the grace to work with God and become part of his mission and his goal of unity. As we pray for this without ceasing we are aware that "more workers are needed for the harvest." At many ecumenical gatherings, and particularly at the annual National Workshop on Christian Unity in the USA, it is recognized that if the ecumenical movement is to prosper today and in the next generation, more young people need to be drawn into it. We need more workers to experience the joy of praying to be part of the work of God.The readings for Day 6 give us insight into what it means to work for the sake of the Gospel.David, amazed that he might be part of the plan to build a magnificent temple for the Lord, asks, "Can God indeed dwell on earth?" then concludes, "Now therefore may it please you to bless the house of your servant, so that it may continue forever before you. "The psalmistprays, "Teach me your way, O Lord, that I may walk in your truth; give me an undivided heart to revere your name. I will give thanks to you, O Lord my God, with my whole heart, and I will glorify your name forever."
In the sending of the seventy-two, Jesus confirms that through his disciples, and those who would come to believe in him through their word, his peace and the news that "the kingdom of God has come near to you" would be proclaimed to the world. At their joyful return, despite rejection, Jesus rejoices at their success in the submission of the evil spirits in his name: the message is never to cease, never to give up. God's will is for his people to be one. Like the Christians in Thessalonica, we are urged to "rejoice always" and "pray without ceasing," trusting that as we commit ourselves wholly to working with God, his purpose of unity will finally be fulfilled.

Prayer
Lord God, in the perfect unity of your being, keep our hearts so burning with the desire and hope for unity that we will never stop working for the sake of your gospel. We ask this through Jesus Christ our Lord. Amen.

19 Januari, 2008

TIGA YESUIT PERTAMA

Serikat Yesus
mampu bertahan ratusan tahun
dengan tegangan yang kontroversial
ingin membawa damai
tetapi menimbulkan pertentangan
ingin mereformasi gereja yang institusional
tetapi bersikeras mempertahankan hirarki
mereka adalah guru doa
tetapi rumah mereka adalah dunia
bukan biara
memiliki prasangka budaya zaman
dan masih banyak tegangan lain
semangat apa dibalik semua itu

(William A Barry, SJ dan Robert G Doherty,SJ dalam the Jesuit Way)

S.J. = Societas Jesu (Serikat Yesus)didirikan tahun 1534 di Perancis oleh Santo Ignatius de Loyola dan menerima persetujuan Sri Paus tahun 1540. Pernah ribuan Jesuit diusir dari Spanyol oleh Raja Spanyol Carlos. Dipersulit pada tahun 1773 dan dibangkitkan kembali oleh Sri Paus Pius VII tahun 1814. Kaum Jesuit tetap merupakan ordo tunggal terbesar dalam Gereja Katolik; Sekarang jumlahnya di seluruh dunia lebih dari 20.000 orang)
Atas permintaan Provincial Wisconsin dari Serikat Yesus di Amerika ,  dalam rangka memperingati 500 tahun kelahiran Franciscus Xaverius dan Petrus Faber, dan 450 tahun  kematian Ignatius Loyola , bagi para Yesuit ditetapkan tahun 2006 sebagai  Tahun Jubilee 2006 untuk menghormati dan memperingati 450 tahun dan 500 tahun dari wafat dan kelahiran para kudus Santo Ignatius dari Loyola( wafat 31 Juli 1556 di Roma ), Santo Franciscus Xaverius ( lahir 7 April 1506 di Navarre), dan Beato Petrus Faber( lahir 13 April 1506 di Savoya, Genova ) diciptakanlah ikon Fr. Georg Drance  Penciptaan ikon ini diyakini sebagai proses spiritual  dimana dari tangan seorang artis dengan bimbingan  Roh Kudus terciptalah suatu gambar suci. Pastor Drance master of fine arts dari Columbia University, yang memberikan kuliah di Columbia University, Cornell University, Boston College , dan Forham University. Pose dari ketiga Yesuit ini diilhami ciptaan Andrew Rublev pada tahun 1425 yang diberi judul The Holy Trinity ( Tritunggal Kudus ) . Dalam ikon abad 15 tersebut ketiga figure adalah Allah Bapa, Allah  Putera, dan Allah Roh Kudus. Ikon ciptaan pastor Drance mengambil paralel dari ikon abad 15 ini.

Dalam pertengahan abad 20 sampai saat ini masyarakat kita adalah masyarakat yang sakit seperti the sane societynya Erich Fromm, Manusia zaman modern adalah masyarakat yang neurotik dengan segala kegelisahannya dalam keresahan keseharian. Hidup manusia menjadi otomat - otomat yang harus menyesuaikan diri dengan dunia sekitar, menjadi automat on conformity. Kita kehilangan prioritas hidup. Budaya yang dikondisikan adalah budaya materi, hedonisme, dan budaya komoditi. Penghayatan religius dan kehidupan spiritualpun sekedar seperti mengkonsumsi komoditi, yang bersifat instant dan jalan pintas. Dilain pihak Allah sebagai Bapa yang penuh kasih selalu menghendaki berkomunikasi dengan kita dalam hidup sehari-hari kita.Latihan rohani yang sampai saat ini populer ditulis olehnya.
Franciscus Xaverius yang berada di tengah , dan Beato Petrus Faber yang memelihara “roh” atau spirit dalam membangun persaudaraan atau paguyuban , dalam ikatan persaudaraan sebagai murid - murid Kristus yang militant , berada dalam posisi sebelah kanan. Visi Ignatius adalah semangat kerasulan kebangkitan Kristus yang tak pernah sirna dalam  meneruskan karya Allah yang  membawakan keselamatan , keadilan , dan rekonsiliasi dari dunia yang masih rusak karena dosa. Visi Ignatius adalah mem- bangkitkan selalu pengharapan dan kebebasan. Gairah( desire)dari Fransciscusa Xaverius adalah menghadirkan Allah meskipun dalam segala kesulitan. Membawakan pewartaan Sabda atau kabar gembira bagi mereka yang tidak merefleksikan citra Allah karena adanya penderitaan dan tidak diperlakukannya manusia  secara manusiawi. Adanya deprivasi atau hilangnya aspek yang ilahi dari human being, citra atau gambaran Allah dalam diri manusia karena dosa. Hilangmya prinsip – prinsip moral dalam berperilaku yang sudah tidak mempunyai etika lagi karena perbuatan dosa seperti aborsi,keserakahan ; korupsi , segala bentuk kemunafikan dan segala bentuk penyimpangan dari kehendak Allah dalam diri manusia. Penderitaan dan penindasan karena ketidak stabilan politik di seluruh dunia karena ketidak adilan dan kesemenaan dan kesewenangan para penguasa . Pemeliharaan oleh Roh dari Petrus Faber digambarkan yang dalam ikon; sedang memegang buku;Latihan Rohani,oleh karena dianggap oleh para Yesuit pada masa permulaan terbentuknya orde Serikat Yesus ; Faber sangat memahami Latihan Rohani ini dengan baik dan sangat expert dalam memberikan bimbingan rohani atau retreat dalam spiritualitas para Yesuit. Ia juga yang pertama ditahbiskan sebagai imam. Faber diutus untuk mendamaikan konflik antara kaum Katolik dan Protestant. Kemampuannya berdialog dengan tetap berpegang teguh pada ajaran gereja menjadikan Petrus Faber sebagai rasul ekumenis pertama dalam Gereja. Kecintaannya akan ekaristi memberinya kekuatan dalam mengemban tugas perutusan di medan yang sulit. Low profilenya yang selalu berdoa untuk menjadi "sapu Kristus" terkabul. Sekarang ini banyak orang mengunjungi gereja Gesu di Roma untuk memberi penghormatan Ignatius dan Fransciscus tanpa pernah memberi perhatian pada Petrus Faber yang dimakamkan di tempat yang sama. Terjadi juga di Jakarta, namanya yang dipakai sebagai pelindung lingkungan umat di wilayah Fransciscus Xaverius Paroki Santo Ignatius, Jalan Malang, Menteng Jakarta Pusat sudah dihilangkan sejak tahun 2003 oleh orang - orang yang merasa berwenang tanpa memperhatikan pendapat umatnya. Istilah retreat yang digunakan adalah term dalam ketentaraan( Igatius adalah seorang mantan perwira tentara ) sebagaimana dalam arti katanya to retreat adalah mundur ; untuk introspeksi dalam segala hal ( seperti persiapan – persiapan logistic, strategi dan taktik ,  dsb )untuk maju berperang dan memenangkannya. Mewartakan kemuliaan Allah bagi para Yesuit adalah berperang dengan semangat prajurit Allah yang tangguh dalam menjalankan misinya.

Dalam ikon diatas , Ignatius mengenakan jubah tradisional Yesuit yang berwarna hitam.  Xaverius dengan memegang salib mengenakan surplis dan stola yang biasa dikenakan imam dalam perayaan ekaristi . Petrus Faber mengenakan  klasula lengkap karena dia adalah Yesuit pertama yang ditahbiskan. Dalam ikon di depan ketiga sekawan ada bola dunia , dimana jari  Xaverius menunjuk suatu lokasi pada suatu tempat dekat daratan Cina, akhir dari tempat yang didatanginya saat ia dipanggil ke rumah Bapa. Bangunan yang merupakan latar belakang ketigab Yesuit tersebut adalah bangunan dari Roman College cikal bakal Gregorian University dimana Ignatius pernahbelajar dan di belakang Petrus Faber adalah gereja Gesu di Roma, tempat dimana ia dimakamkan. Ombak di latar belakang adalah dari lukisan oriental dimana Franciscus Xaverius menghabiskan umurnya dalam melakukan evangelisasi sampai ke timur jauh atau Asia Timur. Kehendaknya yang kuat dalam mengabdi Kristus menjadikannya sangat bersemangat menyebarkan kabar gembira. Semboyannya yang sering dikutip adalah ut omnes unum sint ( semoga semua menjadi satu ). Ignatius dan para Yesuit awal mewariskan sejarah spiritualitas kristiani yang merasa bahwa Allah Trinitas sebagai Allah yang berkarya secara terus menerus, selalu memenuhi alam semesta dan secara aktif membangkitkan kehidupan ilahi dalam segala sesuatu bagi keselamatan manusia. warisan Ignatius ini secara implisit menemukan Allah Trinitas yang transenden selalu berkarya di dunia dan mereka berusaha, dengan pertolongan Allah bekerja sama dengan Allah. Semoga semangat para Yesuit ini mengilhami para gembala dan awam dari Paroki Santo Ignatius jalan Malang dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat dan hidup menggereja.

MY OBJECTIVE

To reinforce and use my brain and memory , to maintain the ability and competency what I have learnt by education . life and working experiences during my life from childhood, during pre and adolescence, and adulthood . And when the aging process after retired started, getting older and deteriorating happened ;
I will be going naturally softly fade out and hopefully could still be wise to face life and could stay and stand on my feet as long as I could

GORDON W. ALLPORT ON PERSONALITY

Setiap orang harus dilihat sebagai gabungan individual dari faktor-faktor yang terus ada dalam proses perubahan. Maka konsep "menjadi" (becoming) adalah penting. Kepribadian adalah tetap namun terus menerus berubah karena merupakan produk komplex dari keturunan biologis, pengaruh budaya, cara pemahaman , dan pencarian spiritual yang berorientasi kemasa depan. Meskipun kepribadian terus menerus berubah, setiap pribadi memiliki ciri kesatuan, keutuhan, perbedaan yang khas, yang disebutnya "the proprium", inti terdalam yang membuat orang dapat diidentifikasikan "siapakah dia". Dalam perkembangan spiritual, manusia mengenali diri lewat dengan hubungan dan keberadaan bersama dengan kelompok ( bandingkan dengan Karl Rahner, melalui hubungan dengan kamu - kamu , manusia menemukan Kamu Abadi yang Agung ). Dengan makin dewasa, kekhasan ini juga menyangkut loyalitas dan minat yang terpusat pada hal-hal yang abstrak seperti iman, cinta, keadilan dan pengharapan dan juga pada nilai-nilai moral, etika, dan juga religi. Jadi menurut Allport pribadi adalah sesuatu yang bergerak dan berubah. Namun sementara tetap sama karena identitas tersebut.

PERCEPTION ON TIME

All of us have
perception that
time is money as
the shallows think
But for those who always thinking
time is eternity (Thomas Aquinas)
Time is very slow
for those who wait,
very fast
for those who are scared,
very long
for those who lament,
very short
for those who celebrate
But, for those who love,
time is eternity" (William Shakespeare )

Happy New Year 2008
Hendra Boeniardi

RED SEA CROSSING

The Lord
is my strength and my praise,
and he is become salvation to me:
he is my God and I will glorify him:
the God of my father,
and I will exalt him.
The Lord is as a man of war,
Almighty is his name.
The depths have covered them,
they are sunk to the bottom like a stone.
Thy right hand, O Lord,
is magnified in strength:
thy right hand, O Lord,
hath slain the enemy.
And in the multitude of they glory
thou hast put down thy adversaries:
thou hast sent thy wrath,
which hath devoured them like stubble.
And with the blast of thy anger
the waters were gathered together:
the flowing water stood,
the depth were gathered together
in the midst of the sea.
The enemy said:
I will pursue and overtake,
I will divide the spoils, my soul shall have its fill:
I will draw my sword,
my hand shall slay them.
Thy wind blew and the sea covered them:
they sunk as lead in the mighty waters.
Who is like to thee,
among the strong, O Lord?
who is like to thee,
glorious in holiness,
terrible and praiseworthy,
doing wonders?
Thou stretchedst forth thy hand,
and the earth swallowed them.
In thy mercy thou hast been a leader
to the people which thou hast redeemed:
and in thy strength
thou hast carried them to thy holy habitation.
Nations rose up, and were angry:
sorrows took hold on the inhabitants of Philisthiim.
Then were the princes of Edom troubled,
trembling seized on the stout men of Moab:
all the inhabitants of Chanaan became stiff.
Let fear and dread fall upon them,
in the greatness of thy arm:
let them become unmoveable as a stone,
until thy people, O Lord, pass by:
until this thy people pass by,
which thou hast possessed.
Thou shalt bring them in,
and plant them in the mountain of thy inheritance,
in thy most firm habitation which thou hast made, O Lord;
thy sanctuary, O Lord,
which thy hands have established.
The Lord shall reign for ever and ever.( Song of Moses )


Berfirmanlah TUHAN kepada Musa, demikian:
"Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut; tepat di depan Baal-Zefon berkemahlah kamu, di tepi laut. Maka Firaun akan berkata tentang orang Israel: Mereka telah sesat di negeri ini, padang gurun telah mengurung mereka. Aku akan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia mengejar mereka. Dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku, sehingga orang Mesir mengetahui, bahwa Akulah TUHAN." Lalu mereka berbuat demikian. Ketika diberitahukan kepada raja Mesir, bahwa bangsa itu telah lari, maka berubahlah hati Firaun dan pegawai-pegawainya terhadap bangsa itu, dan berkatalah mereka: "Apakah yang telah kita perbuat ini, bahwa kita membiarkan orang Israel pergi dari perbudakan kita?" Kemudian ia memasang keretanya dan membawa rakyatnya serta. Ia membawa enam ratus kereta yang terpilih, ya, segala kereta Mesir, masing-masing lengkap dengan perwiranya. Demikianlah TUHAN mengeraskan hati Firaun, raja Mesir itu, sehingga ia mengejar orang Israel. Tetapi orang Israel berjalan terus dipimpin oleh tangan yang dinaikkan. Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon. Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN, dan mereka berkata kepada Musa: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini." Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering. Tetapi sungguh Aku akan mengeraskan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel, dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya, keretanya dan orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. Maka orang Mesir akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, apabila Aku memperlihatkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda." Kemudian bergeraklah Malaikat Allah, yang tadinya berjalan di depan tentara Israel, lalu berjalan di belakang mereka; dan tiang awan itu bergerak dari depan mereka, lalu berdiri di belakang mereka.
Demikianlah tiang itu berdiri di antara tentara orang Mesir dan tentara orang Israel; dan oleh karena awan itu menimbulkan kegelapan, maka malam itu lewat, sehingga yang satu tidak dapat mendekati yang lain, semalam-malaman itu.
Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka--segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda--sampai ke tengah-tengah laut.
Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu.
Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: "Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir." Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda." Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah TUHAN mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut.
Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka. Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.
Demikianlah pada hari itu TUHAN menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut.

BELAJAR DARI TELADAN SANTO YOSEF

Sint Joseph in St Joachim Churh , East Perth

oleh: Paus Benediktus XVI
Angelus, St Peter's Square, 18 Desember 2005

Saudara dan Saudari terkasih,
Pada hari-hari terakhir Masa Adven ini, liturgi mengajak kita untuk merenungkan secara istimewa Santa Perawan Maria dan Santo Yosef, yang tinggal dalam intensitas unik sepanjang masa perkandungan dan persiapan kelahiran Yesus. Pada hari ini, saya hendak mengarahkan pandangan saya kepada sosok St Yosef. Pada Injil hari ini, St Lukas menghadirkan Santa Perawan sebagai ¡°seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yosef dari keluarga Daud¡± (bdk Lukas 1:27). Tetapi, Penginjil Matius memberikan penekanan yang terlebih besar pada bapa asuh Yesus ini, dengan menegaskan bahwa melalui dia Kanak-kanak Yesus secara sah termasuk dalam keturunan Daud dan dengan demikian menggenapi nubuat Kitab Suci bahwa Mesias yang akan datang adalah Putra Daud. Namun demikian, peran St Yosef tidak dapat disempitkan hanya pada aspek legal ini. Ia adalah teladan seorang yang ¡°tulus hati¡± (Mat 1:19) yang, dalam keselarasan yang sempurna dengan isterinya, menyambut Putra Allah yang menjadi manusia dan melindungi pertumbuhan manusiawi-Nya. Itulah sebabnya amat tepat pada hari-hari menjelang Natal ini untuk membangun semacam percakapan rohani dengan St Yosef, agar ia berkenan membantu kita untuk hidup dalam kepenuhan misteri iman yang agung ini. Paus Yohanes Paulus II terkasih, yang amat berdevosi kepada St Yosef, meninggalkan bagi kita suatu meditasi mengagumkan yang dedikasikan kepada St Yosef dalam Anjuran Apostolik Redemptoris Custos, Pelindung sang Penebus. Di antara banyak aspek yang diuraikan dalam dokumen ini, keheningan St Yosef diberi penekanan yang istimewa. Keheningannya berakar dalam kontemplasi akan misteri Allah dalam suatu sikap penyerahan diri total kepada kehendak ilahi. Dengan kata lain, keheningan St Yosef bukannya mengekspresikan suatu kekosongan batin, melainkan sebaliknya, kepenuhan iman yang ia miliki dalam hatinya dan yang membimbing setiap pikiran dan tindakannya. Suatu keheningan penuh syukur dengan mana Yosef, dalam persatuan dengan Maria, memelihara Sabda Allah, yang dikenal melalui Kitab Suci, secara terus-menerus memperbandingkannya dengan peristiwa-peristiwa dalam hidup Yesus; suatu keheningan yang adalah rangkaian doa terus-menerus, suatu doa mohon berkat rahmat Tuhan, doa adorasi akan kehendak-Nya yang kudus dan doa kepercayaan sepenuhnya akan penyelenggaraan-Nya. Tidaklah berlebihan apabila kita berpikir bahwa tepat dari bapa-Nya, St Yosef, Yesus belajar - pada tingkat manusia - batin yang teguh setia, yang dianggap sebagai kebenaran yang otentik, kebenaran superior yang kelak diajarkan-Nya kepada para murid-Nya (bdk Matius 5:20).
Marilah kita memberikan diri dipenuhi dengan keheningan St Yosef! Dalam dunia yang seringkali terlalu bising, yang tidak mendorong kita baik untuk merenungkan ataupun mendengarkan suara Tuhan, kita sungguh teramat membutuhkan keheningan itu. Pada masa persiapan Natal ini, marilah kita menggali permenungan batin guna menyambut dan menghadirkan Yesus dalam hidup kita sendiri.

THOMAS AQUINAS ON THE SENSE


St Thomas Aquinas has a large section in 'Summa Theologica' on the senses.
1. Literal Sense: word for word verbatim. A word by itself can have many meanings. However that same word taken in context can have only one meaning. Every part of Scripture has a literal sense. Literal senses can have an explicit sense such as Jn 1:14, "...the Word was made flesh", explicitly means, 'the Son of GOD became Man'. The same verse can have an implicit meaning, 'Christ had a human soul'. When words are used in their 'original sense' (not metaphorical) they are called 'Literal Proper'. The Literal sense of Scripture can be only one.
a. Historical sense: Based on, or concerned with events in history.
b. Etiological sense: Studying causes or origins.
c. Analogical sense: Based on an analogy. Similarity in some respects between things that are dissimilar.
d. Plenary sense: GOD may imply more in the words of Scripture that the human author is conscious of. There may be a hidden meaning in the words to be revealed later.
e. Consequent sense: Reasoning to a theological conclusion. This sense is better not to be used as it is not an inspired sense of Scripture.
f. Metaphorical sense: Also called the 'Figurative' sense. Sometimes called the 'Literal Improper sense'. The 'Literal Proper' and 'Literal Improper' senses are normally mutually exclusive. Metaphorical senses can also be classed as 'Spiritual Senses'.
2. Spiritual Sense: Also called 'Typological' or 'Mystical' sense. The sacred writer had nothing to do to introduce the 'Spiritual' sense. It was put there by GOD and the human writer was unconscious of it.
a. Metaphorical sense: The Spiritual sense of Scripture can be Metaphorical if the Literal sense on which it is based is also Metaphorical. Psa 118:22, and Mt 21:42
b. Allegorical sense: Also called the 'Typical' sense. Things of the old law signifying things of the new law. Types in the OT which prefigure the Church on earth. The crossing of the Red Sea is a symbol of the victory of Christ, and a type of the freeing of mankind from the bondage of sin by Baptism - 1Cor 10:1-2, Ex 13:21,14:19-22. The Paschal Lamb - Ex 12:21 and 46, the Brazen Serpent - Num 21:8 and Jn 3:14, and the Cornerstone - Psa 118:22, are Allegorical.
c. Moral sense: also called the 'Tropological' sense. Events in Scripture imploring us to act justly. Things we should do. How to act. Wis 16:28, 1Cor 10:11, Heb 3-4:11
d. Anagogical sense: Mystical interpretations, all visions of heaven. Our destiny. Gal 4:26, Rev 21:1 to 22:5
3. Parabolical Sense:
a. Parables: A story to illustrate a lesson. Mt 24:32-35, Lk 16:19-31.

ON TRINITY

Tinted glass in St Andrew Anglican Church, city of Perth
Beberapa kali saya pernah didatangi orang – orang Saksi Yehovah, yang ingin berbicara tentang kitab suci tetapi saya menolak karena saya tahu bahwa iman keyakinan saya dengan mereka berbeda meski kitab sucinya sama, akan tetapi mereka tidak mengakui Yesus sebagai Tuhan tetapi sebagai manusia sesama ciptaan Tuhan. Bukan saya takut terpengaruh akan tetapi mungkin saya merasa akan membuang waktu saya. Mempermasalahkan bahwa Kristus bukanlah Tuhan adalah sama dengan mengusik iman kristiani yang menerima keyakinan bahwa Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia. Juga meragukan iman Trinitas yang diimani para penganut Katolik dan Kristen. Teolog iman katolik Thomas Aquinas yang banyak dipakai dari kumpulan tulisannya "Summa Theologia", sebagai referensi akhirnya menyatakan juga bahwa kita akhirnya tidak memahami Allah dengan sepenuh - penuhnya ; bahwa Allah itu tak terkatakan. Kita adalah seperti orang buta yang diberitahu indahnya warna biru, dan bagaimanapun orang menggambarkan indahnya warnabiru tersebut, kita yang buta tidak pernah dapat memahaminya dengan benar. Tidak salah kalau Kahlil Gibran pernah mengatakan bahwa iman adalah oasis yang tak pernah terjangkau oleh kafilah alam pikiran. Pemuaskan dahaga kita akan kebenaran dan pengertian tentang Pencipta ; dan bagi kita pengikut Kristus tentang Sang Sabda, adalah proses spiritual sepanjang kehidupan kita.
Baru baru ini saya juga membaca sepintas sebuah buku “the other bible” tulisan Willy B dari Harper yang membahas injil-injil lain yang tidak diakui Vatican dan Kekristenan lainnya seperti Injil Thomas, Mary Magdalene, James, Judas, Barnabas dan juga aprokip2 Judaism, dll/ Saya tidak mendalami, Cuma tertarik karena dalam preface disampaikan dari injil tersebut meski tidak diakui oleh Christianity tetapi juga ada yang membawa kita untuk lebih menghayati faith kita dan memang saya tertarik karena banyak yang merupakan cerita imaginative atau memperkaya iman saya , dan bagi saya bukanlah sesuatu yang negative.
......Gathered here for the first time in one comprehensive volume are excerpted ancient holy texts from Judeo-Christian traditions that were excluded from the official canon of the Old and New Testaments. The Other Bible is a unique sourcebook of essential selections from Jewish Psudepigrapha, early Kabbalah, Haggadah, Midrash, Christian Apocrypha, and Gnostic scriptures. The Other Bible provides a rare opportunity to discover the poetic and narrative riches of this long-suppressed literature and experience firsthand its visionary discourses on the nature of God, humanity, the spiritual life, the world around us, and infinite worlds beyond this one.Kalau saya tidak salah populernya Da Vinci Code juga adalah berdasar injil Judas yang diekslpoitasi Dan Brown menjadi novel yang popular dan semuanya menjadi logic dan menarik bila dikait-kaitkan. Memang seperti nya kalau ke4 injil yang kita pegang sekarang ini selesai ditulis tahun 90 an dengan injil yang terakhir adalah Yohanes , saudara Jakobus yang sebelumnya adalah para murid Yohanes Pembaptis; dianggap oleh banyak para ahli sebagai injil kasih yang ingin menegaskan bahwa Yesus adalah Allah sendiri.
Dalam sejarah gereja pada abad-abad pertama memang banyak ajaran yang mempersoalkan ajaran untuk menegaskan siapakah diri Yesus sebenarnya. Yang ekstrem disatu sisi bahwa Yesus adalah Allah sepenuhnya yang menjelma sebagai manusia ( biasanya seperti yang terjadi dalam Mythologi Junani ataupun Timur menitis jadi manusia). Yesus bagaikan meminjam badan manusia sampai pada suatu saat disalib tanpa kesakitan. Pada ekstrem lainnya Yesus seratus persen sama seperti kita yang memiliki banyak kelemahan tetapi menjadi sempurna karena mengutamakan kehemdak Allah. Banyak ajaran-ajaran lainnya yang akhirnya melahirkan seperti injil-injil yang disebutkan dalam the other bible, karena waktu itu alam pemikiran banyak dipengaruhi alam filsafat Yunani ( sumber ilmu pemikiran dan pengetahuan yang menjadi cernaan para intelektual saat itu). Pemikiran Socrates, Plato dan Aristoteles yang mengutamakan rasio atau akal budi yang berdasarkan logika. Buah dari pemikiran inilah yang melahirkan injil – injil Gnotis yang bukan kanon gereja katolik. Bukan injil palsu tetapi ditulis oleh penulis yang menekankan rationalitas atau menawarkan rahasia pengetahuan dalam mencoba mencari jawab siapakah atau pemahaman tentang Yesus itu. Yang digambarkan oleh injil - injil ini seperti injil dari Maria Magdalena, Thomas, Filipus dsb yang disebut juga injil - injil apokrif ( jangan disamakan dengan deteuronika); adalah bukan sebagai nabi, atau Tuhan . Akan tetapi sebagai pribadi istimewa yaitu seorang rabi, ahli filsafat yang serba tahu tentang segala macam hal. Diantaranya da yang imajinatif menggambarkan masa kecil Yesus , Yesus yang menjalin hubungan percintaan dengan Maria Magdalena, dsb. Yesus yang digambarkan oleh injil - injil ini adalah Yesus yang bukan juru selamat, dan bukan Yesus yang sesuai historik dan dan digambarkan oleh para penginjil yang diakui sebagai kanon oleh gereja.
Akhirnya memang lahir konsili Nice pada tahun 325 yang melahirkan Nicene Creed. Injil Matius 28 :19 ….Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Trinitas menjadi dasar pengakuan iman kekristenan kita, yang membedakan pengikut Kristus denga n Judaism dan Islam. Satu Tuhan dengan3 Keabadian yang abadi dari Allah Bapa, Puera, dan Roh Kudus. Misteri Tuhan menurut kekristenan adalah misteri iman Kristen, dan ini yang telah menimbulkan kekacauan penolakan Yesus sebagai Tuhan dan juga penolakan Roh Kudus, hanya pengertian Allah sebagaimana Judaism dan di kemudian hari Islam. Bila sekarang masih ada yang meragukan Trinitas saya kira adalah sekte-sekte dan mungkin julahnya tidak banyak, tetapi memang menarik bagi mereka yang mengeksplorasi pikiran – pikiran yang dirasakan berdasar logika. Seorang pastor pernah mengemukakan dirinya sebagai pengajar "ilmu" logika. Logika bukanlah suatu ilmu atau logos akan tetapi adalah adalah kemampuan atau cara berpikir secara rasional dan sistimatis sehingga dapat menyimpulkan sesuatu, atau dapat berargumen yang belum tentu diakui kebenarannya oleh orang lain. Disebut kemampuan cara berpikir sesorang atau reasoning terhadap segala sesuatu yang merupakan karakteristik orang yang bersangkutan. Dan biasanya berhubungan dengan tingkat kecerdasan yang bersangkutan. Logika bisa tida berkwalitas biila berdasarkan statemen-statemen atau presumptions yang salah maka yang timbul adalah false logic. Saya tidak menyimpulkan bahwa penulis dari watchout illogic, akan tetapi iman kepercayaan kita memang menakui Allah Trinitas adalah iman yang kita anut berdasarkan religi kekristenan kita.
Injil Yohanes yang disebut juda adalah Para Phrase atau Pasa Graphe (Junani), menembus kalimat sering disebut juga the whole bible adalah semua yang tertulis merupakan kesaksian-kesaksian yang menyatakan Yesus adalah Allah, Sabda yang sudah menjadi daging, dan Rohnya yang berasal dari Bapa tetap abadi menyertai kita semua. Injil ini sering disebut injil hasil permenungan Yohanes, murid yang dikasihi, saudara Jakobus, sepupu Yesus, anak Salome saudara Maria dan anak dari Zebedeus; ingin menegaskan kepada kita semua bahwa Yesus adalah Allah sendiri. Dan injil ini diakui sebagai kesaksian dari Allah sendiri yang menyatakan dirinya (Yoh1: 1 - 18), dan kesaksian-kesaksian saksi mata lainnya, dari Yohanes Pemandi, Nicodemus, Perwira romawi, Si Lumpuh di Siloam, dan Petrus bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah. Yohanes mengemukakan 7 kesaksian (tradisi Yahudi tujuh adalah sempurna) yang benar-benar meyakinkan melalui injilnya bahwa Yesus adalah Allah sendiri. Injil Yohanes juga mengajarkan banyak tentang Paracletes, Roh Kudus yang tidak meninggalkan kita sendirian.
Terima kasih rekan-rekan yang mau membaca ini, mungkin kita bisa saling memperkaya iman kita melalui pemahaman-pemahaman seperti yang diajarkan Gereja melalui Kitab Sucinya seperti yangdisampaikan Kardinal Joseph Ratzinger (waktu itu beliau menjadi Ketua Komisi Kitab Suci Kepausan) pada tanggal 23 April 1993 memperingati 100 tahun ensiklik Paus Leo Xiii, Providentissimus Deus dan 50 tahun ensiklik Divino Afflante Spiritu, yang keduanya dipersembahkan untuk kajian alkitab; beliau mengutip Luk 24:2
"……. semoga Anda dalam penelitian yang Anda lakukan, Anda selalu dibimbing oleh Yesus Kristus, Sabda Allah yang berinkarnasi, yang telah membuka para pikiran murid untuk dapat mengikuti Kitab Suci. Semoga Perawan Maria bisa menjadi teladan Anda melalui kepatuhannya kepada Sabda Allah. Dengan menyambut Sang Sabda , ia menjadi model dan ibu para murid. Oleh karena itu semoga dia mengajar Anda sekalian untuk menerima Sabda Allah secara penuh tetapi juga dalam seluruh hidup Anda".
(Komisi Kitab Suci Kepausan, Penafsiran Aljitab dalam Gereja, Kanisius, 2003)
Kemudian seperti dalam Deus Caritas Est
…….The Church, as Pope Benedict wrote, has three responsibilities: to preach the
Word of God, celebrate the sacraments and practice charity.
Dan juga liturgy ekaristi, beliau dalam ensiklik nya itu menyampaikan tanggung jawab gereja selain celebrating the sacrament dan kegiatan karitatif adalah preaching the Word, yang secara pribadi saya rasakan bukan pengajaran akhir2 ini di paroki St. Ignatius , tetapi saya rasakan sebagai permenungan yang lewat begitu saja dengan ilustrasi – ilustrasi yang irrelevant.




DIVINE HOLY SACRAMENT ADORATION

Tadi pagi saya mengikuti perayaan ekaristi Jumat pertama, devosi untuk Hati Kudus Yesus pada jam 7.00 pagi dipimpin oleh pastor Madya Utama, SJ dengan umat yang hampir 100 % penuh. Misa Jumat pertama di paroki St. Theresia diadakan 4 kali, pagi jam 6.00, 7.00, 12.00 siang dan sore jam 18.00. Hampir seluruh misa dari pagi sampai yang terakhir selalu dipenuhi oleh umat. Saya tahu bahwa mereka semuanya bukan umat paroki St.Theresia. Mungkin kita mempunyai pandangan negatif bahwa adalah umat yang tidak mau terlibat didalam parokinya atau tidak mempunyai paroki, namun dari pandang-an positivenya menurut saya bisa saja mereka adalah umat yang mungkin punya intensi khusus atau memang menyukai liturgy adorasi ekaristi. Dimana sesudah komuni,Monstran yang berisiSakramen Mahakudus dipakai untuk memberkati. Ada lagu Tantum Ergo dalam bahasa Indonesia, Allah yang tersamar, dst…………. Waktu saya kecil dulu, baik di kampung maupun di Jakarta . Selama adorasi, ada banyak sikap dari umat, dari yang begitu sujud dan menyembah sambil menundukkan badan, yang biasa - biasa saja hormatnya, pada ekstrem lainnya ada yang tetap duduk saja tanpa reaksi yang khusus. Sesudah misa waktu pemberitahuan, pastor menggumumkan bahwa Sakramen akan ditahtakan selama 15 menit untuk memberi kesempatan bagi mereka yang masih mau melakukan devosi sesudah misa, sebelum sakramen dikembalikan ke tabernakel. Lama misa dengan khotbah dan adorasi ekaristi hanya selama 45(empat puluh lima menit). Waktu saya kecil dulu, baik di kampung maupun di Jakarta ( saya datang ke Jakarta untuk meneruskan SMP di Jakarta tahun 1960) , ibadat adorasi yang disebut Salve (Astuti ) sering saya ikuti pada hari Sabtu atau Minggu sore. Jaman dulu tidak ada perayaan ekaristi pada Sabtu dan Minggu sore . Jadi ibadat yang dilakukan adalah khusus untuk penghormatan Sakramen Mahakudus yang ditakhtakan di dalam monstran. Meskipun tahun 2004 - 2005 ditentukan oleh gereja sebagai tahun ekaristi, yang meletakkan dan mengemukakan thema kesatuan dengan Allah sebagai sumber kekuatan dalam pelaksanaan tugas perutusan gereja ; Tidak ada sesuatu yang istimewa yang dilakukan oleh paroki St. Ignatius dalam menyambut tahun tersebut dalam usaha untuk lebih menanamkan pemahaman ekaristi atau usaha intensif dalam melakukan adorasi ekaristi dengan pentahtaan Sakramen Mahakudus. Adorasi Ekaristi hanya dilakukan pada Jumat pertama, dan itupun hanya dilakukan oleh seorang pastos saja. Pastor yang lainnya tidak pernah melakukan , meski dalam perayaan ekaristi Jumat pertama yang diadakan untuk penghormatan kepada Hati Kudus Yesus. Adorasi ekaristi atau pujian kepada sakramen Mahakudus, yaitu sebuah ibadat atau doa yang dilaksanakan dihadapan Sakramen Mahakudus yang ditakhtakan. Dulu sering dilakukan sesudah komuni dalam suatu perayaan ekaristi. Menurut Anthony de Mello, SJ; seorang Yesuit India dalam bukunya Sadhana ( Sanskerta : Artinya jalan menuju Tuhan ), kebaktiankepada Hati kudus Yesus yang dulu begitu meluas,namun sekarang memudar dimana - mana , seraya mengharapkan adorasi ini akan dapat hidup dan berkembang kembali, kalau orang mau mengerti, bahwa inti kebaktian adalah menerima Yesus Kristus sebagai penjelmaan cinta, manifestasi cinta Tuhan tanpa syarat kepada kita. Titik balik yang paling menentukan dalam hidup kita bukanlah saat kita sadar mulai mencintai Tuhan, tapi saat dimana kita menyadari dan menerima sepenuhnya, bahwa Tuhan mencintai kitatanpa syarat apapun juga. Saat adorasi rasakanlah kehadiran Tuhan dan cintaNya yang tanpa syarat kepada kita. Ia memandang dengan penuh cinta dan rendah hati. Bicaralah dalam keheningan dengan penuh cinta dan tanpa komunikasi dengan Dia. Suasana sacral dan khidmat dapat dirasakan, sama seperti misa harian yang jam 6.00 atau jam 7.00 pagi. Tidak perlu misa silensium untuk membuat suasana hati atau atmosphere yang sacral, khidmat, dan penyelenggaraan yang memang dilakukan oleh mereka yang memang haus akan liturgy ekaristi secara khidmat dan cheerful sebagai ungkapan syukur. Devosi terhadap Hati Kudus Yesus dapat merupakan sumber inspirasi kita dalam perjalanan spiritual kita, mungkinkah kita dapat mencari identifikasi dari Hati Kudus Yesus yang terluka dan berdarah – darah , korban Cinta . Korban CintaNya , yang mengalir tanpa henti sepanjang hidup kita. Sayang saya tidak dapat melakukan adorasi ekaristi lagi terhadap sakramen Maha Kudus di paroki St. Ignatius sejak hampir 5 tahun yang lalu, kecuali pada hari Kamis Putih. Barangkali sulit bagi pastor - pastor sekarang untuk berlutut dan menghormati Sakramen Mahakudus dengan berlutut. Pada setiap ekaristipun tidak ada lagi pastor paroki yang berlutut didepan panti altar. Makin banyak umat yang tidak mengerti sakralnya tabernakel dan panti imam sehingga naik begitu saja keatas mimbar bila hendak mengannounce suatu penggumuman. Lebih - lebih dalam Perayaan ekaristi untuk sakramen perkawinan, semua photographer mengerubungi altar untuk mengabadikan penandan tanganan sacrament perkawinan . Dulu ada pastor yang begitu ketat membuat aturan, sangat ekstrem sehingga hanya photograper Katolik yang boleh merekan perayaan sakramen perkawinan. Untuk adorasi sakramen yang sangat dianjurkan Vatican cukup dengan "setahun sekali!". Rupanya misa seperti misa Gong Xie Fat Coi atau Misa Tabur Bunga diatas kapal pesiar , atau misa dengan balerina dan para penari atau mengibar - ngibarkan bendera ; lebih mempunyai daya tarik, atas nama "permintaan sebagian umat". Akhirnya memang tidaklah salah kalau terjadi rumput tetangga selalu lebih menarik! Untuk dapat menikmati adorasi ekaristi dan juga doa Tubuh Kristus, kita dapat pergi ke perayaan ekaristi di gereja St. Theresia pada setiap hari Jumat pertama yang masih selalu diadakan. Rupanya paroki yang dikelola para Yesuit ( paroki St. Ignatius baru tahun 2003 dilepas dari penggembalaan pastor Yesuit ), lebih menghormati dan menghargai liturgi ekaristi dengan adorasi sakramen mahakudus dan doa - doa seperti Tubuh Kristus dan penghormatan secara khusus terhadap Hati Kudus Yesus, membuat ekaristi lebih bermakna sebagai pusat kegiatan umat. Sejak pastor - pastor diosesan berkarya di paroki St. Ignatius, dipopulerkan misa - misa lingkungan tiap 2 bulan sekali. Suatu justifikasi pastor tidak perlu mengadakan kunjungan ke lingkungan , cukup atau hanya dengan pelayanan ekaristi di lingkungan, meski hanya dihadiri kurang dari sepuluh warga lingkungan. Paus Benedictus XVI dalam anjuran apostoliknya mengenai ekaristi, Sacramentum Caritatis menyatakan bahwa antara perayaan ekaristi dan adorasi ekaristi ada hubungan intrinsik : dalam ekaristi Putera Allah datang menemui kita dan ingin menjadi satu dengan kita , lalu ekaristi menjadi konsekwensi wajar dari perayaan ekaristi yang merupakan tindakan adorasi tertinggi gereja ( Sacramentum Caritatis 66 ). Di banyak bagian dari Gereja, telah juga terjadi penyalah gunaan, sampai membingungkan iman yang sehat dan ajaran Katolik mengenani sakramen ajaib ini. Terjadinya pemiskinan yang hebat pada pemahaman misteri Ekaristi. Dilucuti dari makna kurbannya, artinya Ekaristi dirayakan hanya sebagai perjamuan sederhana. .....Ada sebuah paroki di Surabaya yang mentakhtakan monstran dengan Hostinya di halaman gereja . Kalau sudah terjadi demikian diragukan pemahaman pastor parokinya tentang makna adorasi Ekaristi, dicampurbaurkan dengan suatu devosi seperti devosi terhadap Maria di gua Maria halaman gereja. Disana sini telah mengarah kepada prakarsa ekumenis, telah membiarkan masuknya praktek - praktek yang bertentangan dengan disiplin iman seperti diajarkan oleh Gereja. Tak dapat tidak, semuanya ini harus sangat disesali. Ekaristi adalah karunia yang terlalu berharga untuk diserahkan kepada ketidak tentuan dan pelecehan......Ada sebuah paroki di Surabaya yang mentakhtakan monstran dengan Hostinya di halaman gereja . Kalau sudah terjadi demikian diragukan pemahaman pastor parokinya tentang makna adorasi Ekaristi, dicampurbaurkan dengan suatu devosi seperti devosi terhadap Maria di gua Maria halaman gereja. Disana sini telah mengarah kepada prakarsa ekumenis, telah membiarkan masuknya praktek - praktek yang bertentangan dengan disiplin iman seperti diajarkan oleh Gereja. Tak dapat tidak, semuanya ini harus sangat disesali. Ekaristi adalah karunia yang terlalu berharga untuk diserahkan kepada ketidak tentuan dan pelecehan.Paus Benedictus XVI dalam anjuran apostoliknya mengenai ekaristi, Sacramentum Caritatis menyatakan bahwa antara perayaan ekaristi dan adorasi ekaristi ada hubungan intrinsik : dalam ekaristi Putera Allah datang menemui kita dan ingin menjadi satu dengan kita , lalu ekaristi menjadi konsekwensi wajar dari perayaan ekaristi yang merupakan tindakan adorasi tertinggi gereja ( Sacramentum Caritatis 66 ). Di banyak bagian dari Gereja, telah juga terjadi penyalah gunaan, sampai membingungkan iman yang sehat dan ajaran Katolik mengenani sakramen ajaib ini. Terjadinya pemiskinan yang hebat pada pemahaman misteri Ekaristi. Dilucuti dari makna kurbannya, artinya Ekaristi dirayakan hanya sebagai perjamuan sederhana. .....Ada sebuah paroki di Surabaya yang mentakhtakan monstran dengan Hostinya di halaman gereja . Kalau sudah terjadi demikian diragukan pemahaman pastor parokinya tentang makna adorasi Ekaristi, dicampurbaurkan dengan suatu devosi seperti devosi terhadap Maria di gua Maria halaman gereja. Disana sini telah mengarah kepada prakarsa ekumenis, telah membiarkan masuknya praktek - praktek yang bertentangan dengan disiplin iman seperti diajarkan oleh Gereja. Tak dapat tidak, semuanya ini harus sangat disesali. Ekaristi adalah karunia yang terlalu berharga untuk diserahkan kepada ketidak tentuan dan pelecehan.
Teologi katolik memang lain dengan teologi Kristen lainnya, transubstansi dari roti dan darah menjadi Tubuh dan Darah hanya diimani oleh Gereja Katolik. Yang lainnya hanya menganggap symbol, atau sekedar kehadiran Yesus sendiri dan mengingkari sebagai Sacrament dalam ibadat perjamuannya . Kita tetap satu selama ratusan tahun, sedangkan yang lain sesuai selera pemimpin, pengikut yang berikutnya, atau siapa saja yang merasa mempunyai jemaat
.

Saya kutip sebagian tentang Adorasi Ekaristi dari Wilkipedia Encyp:
History
The practice of adoration traces its roots to the fact that in monasteries and convents the Blessed Sacrament was an integral part of the structure of cloistered life. From the beginning of community life the unconsecrated bread and wine were originally kept in a special room, just off the sanctuary but separated from the church where the Divine Liturgy or Mass was offered. Roman Catholic belief
Main article: Eucharist (Catholic Church).In the Roman Catholic tradition, at the moment of Consecration the element(or "gifts" as they are termed for liturgical purposes) are transformed(Transubstantiation) into the actual Body and Blood of Christ. Catholic doctrine holds that the elements are not only spiritually transformed, but rather are actually (substantially) transformed into the Body and Blood of Christ. It is held that although the elements retain the appearance or "accidents" of bread and wine, they are indeed the actual Body, Blood, Soul, and Divinity of Christ. This is one form of the doctrine of Real Presence—the actual, substantive presence of Jesus in the Eucharist. At the point of Consecration, the act that takes place is a double miracle: 1) that Christ is present in a physical form and 2) that the bread and wine have truly, substantially become Jesus' Body and Blood. Because Roman Catholics believe that Christ is truly present (Body, Blood, Soul and Divinity) in the Eucharist, the reserved sacrament serves as a focal point of adoration. Lutheran Eucharistic adoration is almost always limited in duration to the communion service because Lutheran tradition does not include reservation of the Sacrament.
Catholic Tradition (High Church Lutheran), do reserve the Sacrament,and strongly encourage Eucharistic adoration without requiring it. Historically in Lutheranism there have been two parties regarding Eucharistic adoration: Gnesio-Lutherans, who followed Martin Luther's view in favor of adoration and Philippists who followed
Philipp Melanchthon's view against it. Although Luther did not approve of the Feast of Corpus Christi [6], he wrote a treatise "The Adoration of the Sacrament" (Von anbeten des sakraments des heyligen leychnahms Christi, 1523) where he defended adoration but desired that the issue not be forced. After the death of Martin Luther, further controversies developed including Crypto-Calvinism and the second Sacramentarian controversy, started by Gnesio-Lutheran Joachim Westphal

HABITUS BARU - APAKAH SEBUAH UTOPIA


what a piece of work is a man
how noble in reason
how infinity in faculty
in form and moving
how express and admirable
in action like an angel
in apprehension how like a god
the beauty of the world
the paragon of animals
(Shakespeare in Hamlet)

Satu keluarga terdiri dari suami, istri yang sedang hamil delapan bulan, dan tiga anaknya tewas bersama setelah menyantap makanan beracun di Kandis, Riau. Keluarga miskin ini diduga dengan sengaja mengakhiri hidup mereka akibat himpitan ekonomi. Erwin Kurniawan (34), Mesrawati Handayani(25) yang sedang hamil, dan ketiga anaknya Ilham(5), Muhammad Habel(3), dan Imam Kurniawan(2) dikuburkan berdekatan dalam dalam dua liang kubur. Betapa nama-nama yang begitu indah : kurnia, mesra, ilham, Muhammad, dan imam . Mahluk utama ciptaan Tuhan, dengan harapan yang indah dari orangtua-orangtua yang memberi mereka nama ketika mereka lahir kedunia; harus menghadap sang Pencipta karena ulah manusia dan lingkungan yang membuat mereka miskin. Tuhan yang maha baik dan berkelimpahan dilanggar hak penciptaanNya .
Tersentak juga kala kita mendengar berita seorang ibu di Malang mengakhiri hidupnya sendiri setelah mengakhiri hidup 4 orang anaknya yang masih lucu-lucu karena tidak dapat lagi menahan derita; yang konon disebutkan sebagai penderitaan ekonomi diantaranya kesulitan biaya sekolah anaknya. Salah seorang anaknya menderita penyakit kelainan darah dan tidak ada biaya yang cukup untuk berobat. Suami yang bekerja di Surabaya sudah 3 bulan tidak pulang kerumah. Betapa penderitaan dan putus harapan membuat hak Allah atas kehidupan ciptaanNya dilanggar. Betapa kita mungkin tidak memahami dengan jelas bagaimana penderitaan dan suasana hati sang ibu saat dia memutuskan suatu tindakan yang mungkin hanya dapat dimengerti dan dibenarkan oleh dirinya sendiri. What kind of sorrows sehingga dia tidak bisa mengatasinya sendiri. Namun kita tidak dapat menghakimi ibu yang malang tersebut, karena kemurahan Tuhan bisa jadi dia saat ini dengan anak-anaknya sudah berada disisi Bapa, bukankah Yesus menjanjikan di rumah Bapa banyak tempat tinggal dan Dia kembali kepada Bapa untuk menyediakan tempat itu. Gereja dengan aturannya dalam abad pertengahan menghukum siapa yang membunuh diri. Jenazahnya harus dipenggal kepalanya sebelum dikuburkan. Dalam epik Kingdom of Heaven, seorang petani pandai besi bernama Balian yang sebenarnya seorang ksatria (knight) putera Lord of Ibelin sesudah perang salib, harus berziarah ke Yerusalem untuk menebus jiwa isterinya yang meninggal karena bunuh diri; agar tidak masuk neraka dan juga penebusan dirinya yang telah membunuh seorang pastor. Tidak ada Requiem dan ibadat kematian bagi orang yang bunuh diri. Namun keyakinan itu saat ini banyak yang meragukan, atau mungkin ada pandangan yang tidak setuju; karena siapakah yang tahu bahwa Allah yang maha baik dan pengampunan Tuhan selalu menyertai orang yang berseru kepadaNya ataupun siapakah yang mengingkari bahwa Tuhan dengan kerahimanNya menjawab doa-doa untuk keselamatan arwah manusia ciptaanNya. Pernah juga ada suatu cerita bahwa berkat doa seorang istri untuk suaminya yang bunuh diri, seorang suami diselamatkan dalam cahaya kerahiman Ilahi. Menurut seorang biarawan visioner doa sang istri telah terjawab oleh Tuhan pada saat menjelang proses bunuh diri sang suami, terjadi proses penyesalan dan pertobatan. Bukankah bagi Tuhan waktu tidak ada artinya, kapan si istri berdoa dan kapan si suami sedang melenyapkan kehidupannya, karena Allah adalah keabadianNya. Kita tidak tahu pasti akumulasi derita apa dari ibu tersebut yang dengan sadar menyiapkan racun potasium dalam susu anak-anaknya meminumkan kepada keempat anaknya, menidurkan keempat anaknya setelah mengenakan piyama dan menyisiri rambut mereka dan kemudian menidurkan dengan menina bobokan mereka , ” tidurlah anakku sayang biarlah . Bapa disurga menjagamu selalu dengan penuh kasih sayang, disana tidak ada penderitaan lagi”.
Ajaran Gereja sangat menentang bunuh diri sampai ada aturan tidak ada misa requiem untuk umat yang bunuh diri karena tidak ada gunanya dan sangat tercela hak kehidupan yang diberikan Sang Pencipta diambil alih oleh manusia itu sendiri. Kehidupan adalah begitu indah, begitulah seharusnya kehendak Tuhan. Manusia diciptakan Tuhan dengan spesifikasi (bila materi atau parameter) yang sangat sangat luar biasa. Karena sesuai citra Sang Pencipta maka manusia pada dasarnya ( baca : akarnya) adalah ciptaan yang baik dengan kebajikan-kebajikan seturut ajaran perintah Allah tentang kebaikan, kebenaran, kasih, altruisme tidak cinta diri, pelayanan, taqwa, dan seterusnya.
Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) 2005 dengan jujur mengakui bahwa Gereja ikut terlibat dalam menciptakan atau membiarkan terjadinya ketidak adaban public yang terjadi dalam poros kehidupan, yang meliputi kehidupan masyarakat . Gereja tidak menunjukkan komitmen yang jelas untuk mengembangkan kehidupan yang lebih baik sebagaimana diteladankan oleh Yesus Kristus. Gereja masih dikuasai oleh habitus lama yang tidak sesuai dengan amanat Tuhan sendiri. Gereja mengajak umat untuk meninggalkan pola hidup dan perilaku lama, membangun habitus baru yang dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan masyarakat dengan dilandasi semangat mengasihi Allah dan manusia sesama. Diantaranya diberikan beberapa contoh ciri – ciri dari habitus baru adalah melibatkan diri dalam kegiatan positif masyarakat daripada cari aman, enak dan selamat diri karena merasa tidak berdaya sebagai minoritas ( silent minority?), membuka diri terhadap semua kelompok, memberikan keteladanan , mewartakan nilai – nilai kehidupan, dan memperjuangkan kesalehan social. Allah yang berkelimpahan dilanggar oleh keserakahan manusia dengan pengingkaran keadilan, dan suasana masyarakat yang sakit dan pengelolaan negara yang korup. Membuat masyarakat hidup dalam kemiskinan yang lebih dari 100 juta di bumi pertiwi yang konon gemah ripah loh jinawi. Kemiskinan bukan hanya dalam arti lahiriah sandang, pangan dan papan; tapi juga dalam kebutuhan sosial seperti pendidikan , kesehatan, hidup secara layak sebagai manusia yang bermartabat, mempunyai pekerjaan, dan segala aspek kehidupan kehidupan yang sejahtera atau merasa well being, sehat secara mental dan jasmani. Gereja melalui konsili, ensiklik, dan juga surat gembala para uskup mengajarkan cinta, kegembiraan dan harapan, juga termasuk cinta tanah air dan masyarakat. Duka cita bangsa atau masyarakat yang sampai saat ini masih sakit, adalah juga dukacita dan keprihatinan gereja. Adalah rencana Allah supaya manusia seia sekatamemperbaharui tatanan dunia melalui Kristus dan mengarahkannya kepada Allah. Segala cacat penggunaan nilai-nilai moral, etika dan kodrat manusia termasuk kehidupan adalah mengingkari kehendak Allah. Gereja terus menerus mengupayakan menyampaikan terang Kristus melalui ajaran magisterium dan kita umat dalam penjiarahan hidup spiritual memperoleh ajaran kebenaran dari para pastor gembala, pewarta sabda, dan para aktivis di paroki dan lingkungan – lingkungan. Menyadari kebajikan kristiani adalah seharusnya disampaikan oleh para gembala apa yang seperti disampaikan oleh katekismus katolik seperti dibawah ini :
"Whatever is true,
whatever is honorable,
whatever is just,
whatever is pure,
whatever is lovely,
whatever is gracious,
if there is any excellence,
if there is anything worthy of praise,
think about these things."
A virtue is an habitual and firm disposition to do the good. It allows the person not only to perform good acts, but to give the best of himself. The virtuous person tends toward the good with all his sensory and spiritual powers; he pursues the good and chooses it in concrete actions. The goal of a virtuous life is to become like God ( Part 3, article7 - Life in Christ ).
Hidup dalam Roh kadang tidak jelas dilakukan dan disampaikan oleh para gembala, sedangkan masyarakat kita adalah paternalistik dan tetap juga feodalistik; bila figur gembala paroki dan gembala-gembala kecil dalam paroki dan lingkungan ambigu dan kontroversi, sulit diharapkan umat yang bersatu, bergairah, mandiri, berdaya pikat, misioner dapat tercipta. Butuh waktu yang memang penuh tantangan agar apa yang sering disampaikan bahwa sebenarnya kerajaan Allah adalah aktual di dalam dunia dan masyarakat. Membangun habitus baru adalah suatu hal yang tidak mudah bahkan melawan arus, seolah suatu kemustahilan dalam peradaban masyarakat kita dari birokrat atau pengurus pelayanan publik yang korup, penuh ketidak adilan, premanisme, pelayanan public yang sangat buruk dan sering bersifat memeras dan bertindak sebagai penguasa penentu. Yang seharusnya melayani kepentingan umum harus selalu disogok, tawaran manipulasi pajak atau memeras , lalu lintas yang semrawut atau tidak beradab dengan tidak perduli dan ketidak patuhan akan aturan yang ada, dan lain sebagainya. Satu atau dua generasi belum pasti tercipta masyrakat yang mempunyai peradaban dengan nilai-nilai kebajikan yang seperti Tuhan sendiri ajarkan melalui diriNya sendiri yang datang ke dunia dan solider dengan penderitaan dan penuh empathy menjadi Manusia. Masihkah kita sebagai pengikut Kristus mempunyai harapan akan suatu suka cita dan damai sejahtera dalam kehidupan dengan se-sama. Bahkan dalam kehidupan berparoki saja begitu banyak pertentangan terhadap suatu masalah, ada banyak yang merasa sebagai fungsionaris gereja atau penguasa paroki yang dapat menentukan kegiatan paroki; kadang maunya eksklusif hanya untuk umat parokinya saja bukan diaspora seperti umat Israel dahulu,juga di dalam lingkungan dan wilayah, bahkan juga dalam dewan bila yang berperan adalah "Saya" atau "Kami" dalam arti pengurus. Monarki dan Aristokrasi tetap berjalan dalam paroki, bukan partisipasi seluruh umat. Sehingga sering terjadi pertentangan karena interese pribadi bukan untuk kemuliaan Allah. Bukannya Ad maiorem Dei gloriam atau IHS atau Iesus Hominum Salvator, Yesus Penyelamat Manusia; yang menjadi moto para Ignatian dan membentuk kelompok - kelompok pencinta Ignatius, meski parokinya tidak dipimpin pastor Jesuit. Banyak para Yesuit dulu telah menanamkan iman akan Kristus melalui karya pastoral dan juga pendidikan yang tersebar di pulau Jawa atau sekolah - sekolah yang dipimpin para bruder2 Aloysius (didirikan oleh seorang Jesuit yang mati muda dalam usia 23 tahun yaitu Aloysius Gonzaga) yang dipakai namanya oleh suatu nama wilayah paroki Santo Ignatius jakarta. Demikianjuga nama - nama wilayah - wilayah lain yang berada dalam paroki Santo Ignatius menggunakan nama- nama para Jesuit , kecuali nama Maria Ratu ; pada waktu paroki masih dipimpin oleh para Jesuit. Memang Santo Ignatiu sebenarnya milik semua pengikut Kristus. Eksklusivitas paroki atau pandangan sempit hanya untuk kelompok sendiri atau perkawanan segelintir orang. Memang tanpa kesadaran untuk kehadiran Roh, yang sejak dulu, kini dan di masa yang akan datang; bahwa Roh Allah mau terus menerus berkomunikasi dengan anak-anakNya yang ada hanyalah pertentangan dan kekecewaan. Demikianlah biasanya masyarakat, termasuk juga paroki-paroki terkoyakkan oleh pertentangan dan perseteruan yang mengingkari kebersamaan dan partisipasi segenap umat. Sejak modernisasi keadaan masyarakat kita yang menimbulkan banyak transisi yang tiba-tiba dengan perkembangan komunikasi, gaya hidup atau life - style, hubungan kekerabatan dan pertemanan , dan norma - norma sosial yang berbeda ; menimbulkan persoalan yang berbeda dengan masyarakat tradisional. Karen Horney sudah menyinggung adanya kepribadian yang neurotic dari kebanyakan masyarakat kita pada abad ini ( The neurotic personality of our time). Sedangkan Erich Fromm menyatakan bahwa masyarakat kita adalah masyarakat yang sakit (Sane Society), dan kita adalah otomat – otomat yang terus menerus menyesuaikan diri terhadap dunia sekitar yang sakit, korup, penuh ketidak adilan,, premanisme dan kekerasan, dan lain sebagainya yang merupakan ciri masyarakat kita. Tidak usah jauh jauh lalu lintas kita adalah gambaran hutan belantara masyarakat kita saat ini. Gambaran manusia yang secara mental adalah normal bila mempunyai kemampuan penyesuaian diri terus menerus menjadi tidak valid lagi disini. Kita adalah orang – orang yang normal karena mampu mengikuti kehendak zaman (konsumerisme , budaya seba instant, dengan jalan pintas, sukses materi dan hedonisme) dan tidak melawan arus? Paralel dengan ini adalah bila kita mengunjungi rumah sakit jiwa dan bertemu dengan orang yang menurut kita sakit tapi masih bisa berkomunikasi seperti yang schizophren simplex mengatakan bahwa mereka tidak sakit; yang sakit adalah yang mengirim mereka masuk rumah sakit jiwa dan juga kita yang mengunjunginya. Mereka normal – normal saja dan kita yang merasa normal menurut mereka adalahabnormal. Masyarakat di sekitar kita adalah masyarakat yang sakit. Dari premanisme di kalangan bawah sampai pemerasan dan suap - korupsi dikalangan atas. Perasaan insecure yang membuat kecemasan yang sarat dengan kecenderungan untuk menjadi pribadi – pribadi yang keras dan desperate, mudah jatuh dalam kecenderungan kepada kejahatan, krisis dalam kemanusiaan yang mempunyai integritas , jujur, bermoral , mempunyai integritas dan taat kepada peraturan;menjadi seba relative dalam kehidupan masyarakat modern. Manusia melarikan dirinya dari kekebasan yang diberikan Tuhan Sang Pencipta; yang telah memberikan diriNya dengan mengorbankan diriNya dalam diri Sang Putera, mengorbankan diriNya sehabis-habisnya dengan bergantung di kayu salib. Yang telah mengajar dan memberikan diriNya untuk percaya dan taat kepada perintah Bapa. Krisis kekerasan atau antar etnis maupun antar kelompok politik yang bersebrangan; seperti dari Poso, Ambon, sampai di Timur Tengah antara Palestina; antara kelompok Fatah dan Hizbullah antara mereka denga Israel, dan juga sesama saudara antara kaum Suni dan Syiah di Irak; pada dasarnya merupakan manifestasi krisis manusia dalam menemukan dirinya sebagai ciptaan Tuhan yang pada dasarnya baik karena manusia adalah citra dari Allah sendiri.. Tidak mudah menjelaskannya karena manusia adalah pribadi yang sangat complex, dari homo homini lupusnya (manusia adalah srigala bagi sesamanya) Thomas Hobbes. Ataukah manusia sebagai animal economic yang tak pernah terpuaskan dengan segala keserakahannya , atau suatu animal symbolicum seperti pandangan eksistensialismnya Ernst Cassirey dalam An essay on man, mengemukakan bahwa ciri yang spesifik dari manusia yang membedakannya dari binatang adalah symbol-symbol yang dimilikinya seperti diantaranya adalah sejarah, agama , seni, bahasa, budaya, dan lain sebagainya. Manusia dalam kehidupannya memberi makna ( meaning ) sesuai bingkai interpretasinya (frame of refference) dan latar belakang budayanya yang orisinil dan spesifik; terhadap segala sesuatu dan peristiwa yang ada disekitarnya. Jadi tidak usah khawatir bila dalam perayaan Liturgi Jumat Suci dalam Pekan Suci yang baru lalu secara simbolik dilakukan tabur bunga terhadap jenazah Yesus yang diturunkan dari salib, dan terus kemudian diarak - arak sebagai suatu yang mengada - ada , dan menjadi pembicaraan bagi sementara umat paroki Santo Ignatius. Bukankah demi membuat lebih sakral ibadat kita yang begitu kaya terjadi sesuatu yang dapat lebih mengkomunikasikan Allah dalam diri Kristus terhadap kita. Kita adalah mahluk yang dalam segala kelemahannya diberikan suatu kemampuan yang membedakan manusia dari mahluk lain , yaitu diberi sesuatu kemampuan dimana kita dapat mentransendir ( transcendence, going beyond, melampaui ). Pengertian atau konsep pengertian pasangan transendence / immanence berasal dari Aristoteles ( abad ke 4 S.M. ) yang menunjukkan hubungan Tuhan dengan dunia . Disini transenden diartikan bahwa Tuhan berada dan melampaui dunia, dikontraskan dengan imanensi dari Tuhan yang termanifestasi di dalam dunia. Tuhan berada dan menopang apa yang tengah berlangsung dalam dunia ciptaannya. Tuhan adalah prime mover, suatu self consciousness yang bersifat non materi yang berasal dari dunia luar, dan ini menjadi idea dari Yudaisme dan Kristen yang menyatakan Tuhan sebagai sesuatu yang diluar dunia (being outside) yang menciptakan dunia dari ketiadaan ( nothingness ). Creatio ex nihilo. Transcendental ini banyak dipakai oleh para pemikir seperti misalnya Immanuel Kant dalam menerangkan teori tentang pengetahuan sebagai suatu proses sinthesa, ..... through a process of synthesis, the mind generates both the structure of objects, and its own unity...... Hegel dan filsafat phenomenologis juga membahas kesadaran yang transenden. Yang masih dan paling aktual , konsep transenden-imannen ini juga dipakai oleh Theolog Jesuit yang sangat berpengaruh dalam abad ke 20 dan banyak merupakan sumber inspirasi konsili Vatikan II yang diprakarsai oleh Bapa Suci Yohanes XXIIIdan dlanjutkan oleh Bapa Suci Paulus VI ; dimana pemikiran Karl Rahner memberi warna dan banyak memberikan inspirasi bagi Bapa Suci Benedictus XVI yang juga sudah terlibat dan banyak memberikan kritik - kritik dalam konsili Vatikan II bersama Johanes Paulus II yang lebih banyak diam dan menyimak selama konsili tersebut. Keduanya saat itu hadir sebagai uskup. Menurut Rahner , trancendental christology dengan wafat dan kebangkitan Kristus, dengan inkarnasi Tuhan dalam bentuk manusia ( human nature ) adalah sakramen Allah dimana Allah mengkomunikasikan dirinya ( Self Communication of God ) menawarkan kepada kemauan bebas manusia Rahmat berelasi dan memperbaharui relasi dan pengampunan. Orang beriman saat ini adalah seorang "mistik", dalam arti kesanggupan untuk menyadari dan mengimani apa yang berada dibalik pengalaman dan di dalam pengalaman manusiawi kita dengan iman yang kurang namun dengan Rahmat kepercayaan akan Yesus Kristus, dirasakan secara intuitif mengalami Allah dalam cakra wala rohani yang tak terbatas. Mengalami dan menyadari dengan kesadaran melampaui panca indera menyadari sapaan Ilahi dalam lubuk hati yang disemayami Roh Kudus, yang secara terus menerus - immanen ingin berinteraksi atau berwawancara dengan putera-puteri yang dikasihiNya . Sehingga apa yang diwahyukan melalui kitab suci seperti ................Aku tinggal dalam kamu ( Yoh14 : 20 ), atau Aku selalu besertamu ( Mat 28 : 20 )..................menjadi nyata bukan sesuatu mimpi yang menjadi wacana para agamawan atau teolog kristen. Memang kita adalah kreasi atau bentuk yang paling sempurna dari animal (paragon of animal) nya Shakespeare; sekaligus juga mahluk yang seolah tak terbatas dalam kemampuannya, melebihi segalanya...... human rather thing. Manusia mahluk terakhir yang diciptakan Tuhan sesuai citra diriNya. “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya .......”( Kej 1: 27 ).
Seperti pemazmur telah mengidungkan "sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku , Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada_Mu oleh karena misteri kejadianku; ajaiblah apa yang Kau buat". Kita yang dilahirkan dengan memiliki organ tubuh dan kelenjar yang menghasilkan hormon, enzym dan lain sebagainya yang setara dengan ratusan chemical plant atau pabrik kimianya meski jantung yang hanya sebesar kepalan tangan mampu berdenyut memompa darah satu milyard kali setiap tahun sehingga kalau usia kita 60 tahun, jantung kita telah berdenyut sebanyak 60 milyard kali tanpa henti. Yang sepasang ginjalnya dan masing-masing juga sebesar kepalan tangan mempunyai 10 juta pembuluh darah rambut yang menyaring ratusan galon cairan tubuh yang melewati pembuluh-pembuluh rambut tersebut , hanya untuk mensekresikan 2 liter air seni. Yang ada didalam otak kita dengan 100 milyard neuron bagaikan hard disk yang tak terbatas dilengkapi denga prosesor atau berdaya kemampuan yang lebih tinggi dari prosesor buatan manusia manapun. Ada bagian di batang otak yang disebut medulla oblongata yang merupakan awal dan ujung dari hampir sebagian besar fungsi senso dan motorik tubuh kita, seperti ekspresi muka dan manifestasi emosi dan perasaan kita, pendengaran, keseimbangan , fungsi lidah dan otot - otot leher, dsb; bahkan untuk fungsi yang mensyarafi bagian tubuh seperti yang otonom seperti jantung, jeroan, dsb. Merecord semua yang terjadi, yang ada sebagai idea, ataupun untuk memproses dengan kemampuan – kemampuan berpikir yang begitu luar biasa. Walaupun jumlah neuron ini berkurang setiap hari dengan berpuluh ribu, tetapi pengurangannya tidak berarti bila dibandingkan dengan jumlah sel yang ada. Tidak dapat dipungkiri pada proses menua terjadi kemunduran kemampuan kognitif seperti memori ( daya ingat ) yang berperan dalam kehidupan sehari-hari. Namun meskipun demikian dalam proses menua dengan stimulasi lingkungan yang kaya ( enrichen environment ) . jaringan antarsel dari permukaan otak yang disebut cortex celebrum terus bertambah sehingga tetap kemampuan kognitif usia lanjut dapat terus berkembang. Oleh karena itu ada phrase "use your brain or loose your brain" . Selain kebugaran physic juga diperlukan kebugaran otak dengan sering memepergunakannya atau melatihnya, sebagai suatu excercise. Betapa menakjubkan Engkau Allahku, Allah yang fascinating, fascinatum sekaligus tremendum ; menakutkan bila kita tidak bisa menghargai kehidupan yang telah diberikanNya kepada masing masing kita dan yang telah dikenalNya satu demi satu sebelum kita dikandung dalam rahim ibu. “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau .......”( Yeremia 1 : 5 ). betapa mengagumkan ciptaanMu yang sempurna . Pengikut Kristus yang mempunyai penghayatan dan pengertian akan ekaristi atau liturgi syukur (eucharist berarti bersyukur dalam bahasa Yunani) bisa menyimak dalam doa syukur agung ( sayangnya hanya imam yang boleh mengucapkannya, kita hanya menyatakan dalam hati ) seperti ini ...........................kami memuji Engkau , ya Bapa yang kudus. Sebab agunglah Engkau, dan semua karyaMu Kaulaksanakan dengan bijaksana dan penuh kasih sayang. Engkau menjadikan manusia menurut gambaranMu, Engkau menyerahkan kepadanya tugas menguasai alam raya, agar dengan demikian dapat mengabdi kepadaMu, satu - satunya pencipta. Meskipun manusia kehilangan persahabatan dengan Dikau karena tidak setia, Ia tidak Kaubiarkan merana dibawah kekuasaan maut. Sebab dengan penuh belas kasihan, Engkau menolong semua orang yang mencariMu, agar dapat menemukan Dikau .....................( Puji Syukur no. 261 ). Patutlah kita bersyukur dalam setiap situasi kehidupan kita karena Dia telah memberi kita hidup dan kehidupan itu sendiri menjadi berarti atau signifikan . To be significant bila kita dengan kemauan bebas kita sendiri yang diberikan Sang Pencipta memberi makna dan arti sesuai dengan talenta apapun yang dimiliki sebagai umat gereja yang bertanggung jawab. Tiada seorangpun tercipta tanpa mempunyai arti bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. “Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit” (Lukas 12 : 6 ). Kehidupan kita begitu berharga dimata Tuhan. Pemahaman tentang iman, etika dan moral, hati nurani, pengenalan tentang Tuhan dan ajaran perintahNya yang kita kenal menurut gereja dan kitab suci. Allah yang terus menerus berwawancara dan berkomunikasi melalui kitab suci dan doa-doa atau bahasa cinta dalam berelasi denganNya. Siapakah sebenarnya kita tergantung dari apa yang kita lakukan setiap hari, kebiasaan – kebiasaan yang kita lakukan dan juga dan juga akhirnya membentuk karakter kita sebagai murid dan pengikut Kristus kiranya dapat memberi tempat bagi Roh Allah yang memberi kita pengetahuan untuk mengenalNya. Dengan memelihara relasi melalui doa dan berusaha terus dalam kawanan gembalaanNya, meskipun kita cenderung berdosa karena memang kita adalah manusia lemah, namun Ia menjaga terus agar kita bukanlah domba yang hilang. Dan dalam kehidupan kita , apa yang disebut dengan emosi dan perasaan bukan terproses di dada kita atau di hati kita tetapi ada didalam otak kita juga.. Sehingga bila hidup perasaan dan emosi yang tidak pernah atau kurang merasa bersyukur dengan keadaan apapun yang paling buruk seperti yang dihadapi ibu yang malang di Malang diatas, dengan kehidupan dari 4 orang anak dalam keadaan apapun dan kehidupannya sendiri; benar-benar tragis dan menyakitkan bila harus terserabut dari kehendak Sang Pencipta. Allah yang sebenarnya Tuhan yang berkelimpahan dan maha baik dalam segala hal. Siapapun kita yang diarahkan untuk membentuk habitus baru seperti yang diinginkan para magisterium di KAJ, ada baiknya menemukan dirinya. Mungkin pencarian yang tidak pernah selesai yang kita jalani seumur hidup kita untuk menjadi sempurna seperti yang diajarkanNya. Suatu proses “'menjadi” atau becoming , suatu undiscover self seperti yang digambarkan oleh Carl Gustav Jung seorang psiko analist besar abad 20 di Zurich mengemukakan rumusan dasar “ketidak sadaran kolektif”(collective unconscious ) sebagai suatu endapan pengalaman leluhur yang terus diturunkan atau pewarisan endapan sejarah psikis . Ketegangan, ketakutan dan mimpi – mimpi leluhur diteruskan dari satu generasi ke generasi yang lain lewat arketipe ( archetype ), yaitu gambaran kuno dan universal yang sudah ada sejak zaman silam merupakan kesamaan dan parallel dalam lambang-lambang yang digunakan kelompok agama yang berbeda , dalam ungkapan religius, pertobatan, dan dalam penafsiran tentang Tuhan. Tuhan pada dasarnya peristiwa psikologis yang datang secara spontan. Jiwa manusia ( psyche ) menciptakan penampakan gambaran Tuhan yang ada pada collective unconscious sebagai archetype.Individuasi adalah pengertian Yung tentang proses penziarahan kegamaan. Pengertian Self sebagai “serpihan dari keallahan yang tak terbatas”. Bila Freud melihat agama sebagai gejala neurosis, Yung melihat sebagai kodrat kehidupan. Nilai-nilai yang ada dalam suatu agama atau ajaran tergantung dari arketipe yang ada pada warisan psikologis manusia, dan penemuannya merupakan tujuan hidup manusia. Kritik social terhadap kehidupan dunia modern yang penuh dengan krisis. Dilema masyarakat adalah dilema individu dalam masyarakat. Individu yang mempunyai persahabatan dengan Tuhannya dan mempunyai affinitas atau keeratan dan berkoreponden atau berkomunikasi timbal balik membuat kesadaran jiwa bahwa lapisan yang rendah dari jiwa kita (shadow) yang tidak selaras atau mempunyai kecenderungan moral buruk dan merupakan sumber kejahatan tidak menguasai pribadi kita. Sebaliknya shadow yang positif yang membuat alter ego yang lain dari diri kita adalah Alter Kristus yang hidup dalam diri kita. Roh yang ada dan memberi kita pengetahuan yang baik dan buruk. Freud dengan pandangan rasionalistik dan materialistiknya mendeskripsikannya seperti semacam peranan dari conscience atau hati nurani atau bagian dari struktur kepribadian yang membuat harmoni dorongan libido dari id yang dilaksanakan ego dan dikontrol superego atau conscience. Abraham Maslow dalam teori hierarchy of needs , menerangkan kebutuhan manusiawi yang meningkat dari kebutuhan dasar yang faali seperti makan - minum, tidur, bernafas, dsb yang harus dipenuhi sebagai organism , kemudian diikuti kebutuhan untuk safety seperti merasa aman, mempunyai pekerjaan, kesehatan ; baru kemudian mempunyai kebutuhan sosial seperti merasa diterima dan memiliki seperti persahabatan, lingkungan atau keluarga yang supportive, hubungan seksual, dicintai dan mencintai. Pada tingkat yang lebih tinggi ada kebutuhan untuk dihargai dan dapat menghargai orang lain melalui kegiatan dan profesi (esteem need), pada tingkatan selanjutnya adalah kebutuhan cognitive dan aesthetic seperti meningkatkan kecerdasan dan intelektualita melalui pengetahuan, mempelajari sesuatu, eksplorasi, menemukan atau karsa (discover and create), dan juga pengertian tentang dunia disekitarnya. Dan akhirnya pada tingkat yang lebih tinggi adalah kebutuhan akan segala sesuatu yang indah, kesenian, dsb yang mengarahkan kepada kepuasan menuju aktualisasi diri atau self actualization yang menyegarkan dirinya dalam kehadiran dan keindahan alam yang diserap dari keindahan yang dunia tawarkan. Singkatnya self actualization adalah pemenuhan dari potensi seseorang. Teori ini menjelaskan motivasi manusia berperi laku, pada kebutuhan yang faali biasanya disebut kebutuhan dasar sedangkan lainnya yang lebih tinggi adalah kebutuhan psikologis. Pada puncak kebutuhan yang lebih tinggi atau aktualisasi diri, Maslow juga mengemukakan teori tentang kebutuhan spiritual yang disebutnya self transcendence pada orang - orang yang self-actualizing juga pada orang - orang yang tidak mengalami self actualizing, Jadi dibedakan dengan dengan teori kebutuhan yang bertingkat ( hierarcy ) tadi menurut Maslow kebutuhan spritual ini berbeda dengan kebutuhan - kebutuhan lainnya , kebutuhan spiritual ini disebutnya Self Trancendence yang dapat diakses dari semua tingkat kebutuhan . Manusia adalah ciptaan yang diberi kebebasan dan kemampuan untuk dapat mentransendir dirinya untuk pemenuhan segala kebutuhan termasuk kebutuhan spiritual ini. Rahner dengan transcendence christologynya memahami bahwa Yesus Kristus yang berasal dan dalam kesatuan dengan Allah adalah yang membuat kita dapat mentransendir diri sebagaimana Ia dalam kesatuan dengan Bapa Surgawi , mengajak kita untuk menerima karya penyelamatan dengan meresponse dalam kehidupan yang partisipatif dalam menerima Roh Kudus. Yesus yang disebutnya pengetahuan yang abadi ( eternal logos ) atau Sang Sabda , dimana Tuhan dari semua keabadian menawarkan memulihkan kita menjadi self yang ilahi (self divine ). Allah yang menyelamatkan bukan dari tempat yang jauh ( distance ) , tapi Allah yang menyelamatkan dengan berpartisipasi dalam self divine dari diri kita , yang merupakan tujuan atau pemenuhan dari kebutuhan spiritual kita. Mungkin saja undiscovered self tapi bukan yang mustahil dapat juga dicapai discovered self. tersebut. Sebagai pengikut Kristus, sejauh pengidentikasikan diri dengan citra Allah, …………….hendaklah kamu menjadi sempurna sepeperti Bapa………………….., biasanya kita tidak menjawab secara tegas tetapi juga keberatan untuk menyangkal atau seolah mendiamkan proses pengilahian diri bahwa dengan dibaptis dan dengan skramen krisma kita dicurahi dan diteguhkan atau dilahirkan kembali dalam Roh. Jawabnya pasti Ya, saya percaya; Ya, saya mau. Akan tetapi adalah suatu proses dalam menyadari kehadiran Roh dalam diri sebagai baitNya dan dalam kebebasan kita ”becoming”, mencari kesejatian diri kita sebagai pengikut dan murid yang setia. Sebenarnya siapakah diri kita , adalah terbentuk dari kebiasaan- kebiasaan yang kita lakukan, kebiasaan – kebiasaan adalah tindakan kita yang berulang – ulang. Inilah yang membentuk kepribadian kita. Watch your thoughts; they become words. Watch your words; they become actions. Watch your actions; they become habits. Watch your habits; they become character. Watch your character; it becomes your destiny. Habits atau kebiasaan – kebiasaan baik dari pengajaran ajaran kristiani bukanlah sekedar dikenali atau secara cognitive diterima kita ; Bolehlah kita karena Roh menggerakkan kita untuk menerima, patuh dan setia terhadap Sabda dan juga menjadi pelaku Sabda. Semoga dalam kebangkitan Paska yang memberikan kita semangat , memberikan penyegaran kepada jiwa kita yang letih lesu dan berbeban berat. Untuk memulai dari diri sendiri, berefleksi menaati segala perintahNya dengan lebih mengenal dan mencintai Tuhan Yesus melalui kitab suci. Berpegang teguh, patuh dan setia kepada SabdaNya, membiarkan Roh berkarya dalam diri kita untuk seturut kehendak Bapa. Sabda yang secara abadi menjadi sumber inspirasi bagi para murid dan pengikut Kristus. Pemahaman bahwa akhirnya semua terpanggil seperti Kristus yang melakukan perjalanan ke Jerusalem . Menyangkal diri, memanggul salib kita masing – masing dengan mengikuti Sang Guru (Lukas 9 : 23 ) Semoga Paskah Kebangkitan tahun ini juga memberi kita kehidupan dengan habitus baru yang lebih berkenan dan layak di hadapan Tuhan.Tetap kita harus mempunyai harapan suatu habitus baru dalam masyarakat Indonesia sepuluh, dua puluh tahun, ataukah seabad lagi.Tuhan Yesus begitu radikal dalam menyampaikan ajaran-ajaranNya, para murid tidak boleh suam-suam kuku. Mampukah kita yang secara kodrat adalah daging yang lemah tetapi juga mempunyai jiwa yang diberi Roh yang penurut melakukan sesuatu yang mempunyai kontribusi sekecil apaun untuk berperan serta dalam menciptakan habitus baru dalam masyarakat kita yang benar - benar sakit. Sebagai penutup saya ingin menulis tulisan ini dengan Karl Rahner yang mengatakan: Orang beriman adalah seorang mistik ( Jangan diartikan dengan kata klinik yang banyak diartikan oleh masyarakat kita karena pengaruh yang salah dari sinetron - sinetron gaib atau penampakan ).Mistik disini adalah pengertian bahwa semua agama atau aliran kepercayaanpun memahaminya seperti pencarian akan Tuhan. Seperti dalam doa syukur diatas, pencarian akan menemukan Allah adalah untuk menemukan Tuhan yang memberi keselamatan. Suatu kerinduan untuk memandang wajah Allah seperti suatu keadaan yang pernah dialami Simeon dalam Lukas atau Stefanus dalam Kisah para rasul. Seorang jenius seperti Einstein juga mengakui ide dan eksistensi Tuhan meski tanpa melekatkan dirinya pada suatu agamapun, seperti pengakuannya. Pengakuan yang mendalam secara penuh emosi terhadap kekaguman terhadap roh(spirit) yang menyatakan diriNya dalam kejadian – kejadian yang dapat kita persepsi dengan pikiran kita yang lemah ( frail and feeble ). Pengakuan terhadap kekuatan yang maha dahsyat dalam alam raya yang dapat dimengerti, seperti kutipan ini ......."My religion consists of a humble admiration of the unlimited spirit who reveals himself in the minutest details that we are able to perceive with our frail and feeble minds. That deeply emotional conviction of the presence of superior reasoning power is revealed in the comprehensible universe. That forms my idea of God" (Albert Einstein in Science and Religion). Adapun kemampuan mistik yang dimaksud Rahner diatas adalah dalam arti kesanggupan untuk menyadari dan mengimani apa yang dibalik dan di dalam pengalaman - pengalaman manusiawi kita. Saudara - saudaraku mari kita bertindak dengan perlahan - lahan, supaya kita jangan begitu ramai, sehingga sabda rahmat ilahi, yang tenang namun begitu berdaya ( Roh Kebenaran } dan memberi kita pengetahuan akan Allah , jangan tak terdengarkan karena kata - kata kita , yang terlampau keras namun tak berdaya. Ya Tuhan tolonglah imanku yang kurang. Berikanlah aku rahmat akan Yesus yang menyelamatkan kita. Dalam keheningan disertai kesadaran yang penuh marilah kita berdoa mazmur. Pujilah Tuhan hai jiwaku! Pujilah namaNya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya! Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali. Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu; puji-pujian kepadaNya tetap didalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersuka cita. Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi. Apakah manusia sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Namun Engkau telah membuat dia berkuasa atas buatan tanganMu; segala-galanya telah Kauletakkan dibawah kakinya. Pujilah Tuhan hai jiwaku. Pujilah namaNya yang kudus. Tuhan, Bapa yang maha baik membimbingku dalam kehidupan.

Jakarta menjelang Paskah Kebangkitan Tuhan 2007

hendra boeniardi tanumihardja

MONUMEN KASIH FRANSCISCUS XAVERIUS


life can be understood only looking behind
but can be lived only looking ahead


( Soren Keerkegaard )


Suatu kilasan refleksi kehidupan dalam paroki berdasarkan pengalaman pribadi dan catatan dari umat wilayah Fransciscus Xaverius, Paroki Santo Ignatius, Menteng - Jakarta Pusat






ya Tuhan aku cinta padaMu
aku cinta padaMu
bukan aku mengharapkan surga bagiku
bukan lantaran kecut hati
tersulut kobaran api abadi
Engkau, Engkau, Yesusku – demi aku
Engkau wafat membentangkan tangan
menderita tusukan paku tikaman tombak
wajah memar sedih pedih hati tak terukur
peluh menanggung keprihatinan dan menyangga beban
dan akhirnya Engkau wafat ……ini semua demi aku
dan Engkau melihat menerawang terang aku berdosa
lalu aku mengapa aku tak cinta padaMu Yesus ?
jika Engkau sedemikian cinta padaku ?
bukan lantaran aku ingin meraih surga
bukan karena aku akan terbebas dari neraka
bukan lantaran demi untung yang terkandung
melainkan sebagaimana Engkau cinta padaku
akupun cinta padaMu, dan akan selalu begitu
demi pamrih apakah ya Tuhan aku cinta padaMu
selain lantaran Engkau adalah Raja dan Allahku

(doa St. Fransciscus Xaverius menurut terjemahan Willie Koen)
Hatiku Berkobar-kobar , Yogyakarta : Kanisius,1996

Bangsa - bangsa yang berbudaya tinggi dan tua seperti peradaban Cina dan India, kemudian peradaban Mesir sejak dari 5.000 sampai 15.000 tahun sebelum Kristus sudah mencatat atau meninggalkan coretan, pahatan, atau kreasi seni , yang dapat kita pahami meskipun tidak secara langsung dari artefak atau peninggalan mereka yang banyak ditemukan sejak abad 18. Dengan demikian secara anthropologi bisa didapat sejarah kehidupan mereka yang dapat kita ketahui sekarang. Dalam kebudayaan manusia, bangsa – bangsa yang besar dan mempunyai kebudayaan tinggi meninggalkan dan mewariskan sejarah yang bisa kita ketahui dan kita pelajari dari fakta sejarah . Meskipun sejarah adalah kepunyaan masa lalu dan telah berlalu untuk selamanya, dan tidak mungkin dapat kita rekonstruksi lagi setepat apa yang terjadi , saat ini dapat kita ketahui apa yang terjadi di masa – masa lalu dari peninggalan yang ada atau dari tulisan - tulisan sesudah manusia mengenal kebudayaan tulis menulis. Sejarah adalah bagian dari kebudayaan dan juga menyatakan eksistensi manusia yang membedakan manusia dari mahluk lainnya. Sejarah dapat dicatat berdasarkan kesaksian pelaku - pelakunya yang bersentuhan langsung dengan peristiwa, bila bukan dari pelaku sejarah bisa saja berdasarkan wawancara dengan para pelaku yang mengalaminya langsung peristiwa itu sendiri. Meski fakta sejarah tidak dapat kita rekonstruksi lagi, yang kita bisa lakukan adalah mengenangnya. Suatu penghayatan kembali pemikiran dari apa yang dialami oleh para pelaku yang mengalaminya. Peristiwa 200 tahun yang lalu tepatnya 8 Mei 1807 adalah peristiwa sejarah lahirnya Gereja Katolik di Jakarta dengan adanya prefektur apostolik di Batavia yang dipimpin o;eh Mgr. Jacobus Nellisen . Prefektur ini yang kemudian merupakan cikal bakal Keuskupan Agung Jakarta. Dari satu perfektur kemudian berkembang menjadi 36 keuskupan di seluruh provinsi di Indonesia saat ini. Pada sekitar abad 18 negara Belanda dijajah oleh Perancis sehingga lebih timbul kebebasan beragama di Belanda untuk penduduknya dapat memeluk agama Katolik. Meskipun pada zaman VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie), suatu maskapai dagang Belanda (konon sebenarnya sekumpulan dari para bajak laut atau perompak Belanda, penulis) di awal abad ke 16 sudah ada satu gereja katolik di bagian selatan benteng Belanda di Jayakarta saat itu. Ada suatu temuan sebuah salib pada batu Padro yang ditancapkan oleh kepala delegasi Portugis Henrique Leme pada tahun 1522 di tepi sungai Ciliwung (pada tahun 1918 ditemukan di persimpangan Jalan Cengkeh dan Jalan Nelayan Timur) ; sebagai tanda perjanjian antara kerajaan Pajajaran dan Utusan Portugis dari Malaka. Saat itu didirikan sebuah gereja untuk orang Portugis dan orang - orang dari Maluku yang telah dibaptis. Juga sekitar abad 17 - 18 sudah ada komunitas orang2 Katolik yang berasal dari daratan China dan dipekerjakan sebagai koeli atau buruh tambang timah yang melakukan katekisasi terhadap komunitas mereka sendiri, sebelum lahirnya prefektur apostolik di Batavia tersebut. Pewartaan kabar baik atau evangelisasi dari orang – orang yang diutus oleh Kristus, secara tidak langsung akhirnya mencapai Jakarta atau Batavia saat itu. Dari Paulus yang merasul sampai ke Roma dan Makedonia, yang kemudian menjadi negara - negara Balkan; kemudian agama Kristen yang menyebar melalui Negara – Negara Balkan ini sampai ke Belanda dan akhirnya dari Belanda yang menjajah kita, sampai ke Jakarta atau Batavia saat itu. Paroki St. Ignatius lahir pada tahun 1949 dari “gereja ibu” St. Theresia yang yang didirikan pada tahun 1930; terletak dijalan Malang , Menteng , Jakarta Pusat. Gereja baru yang didirikan oleh para pastor Yesuit ini mengambil nama pendiri serikat Yesut atau Yesuit sendiri yaitu St. Ignatius de Loyola . Sampai periode tahun 80 - an gereja atau paroki Santo Ignatius de Loyola digembalakan oleh para pastor Yesuit. Meskipun Jesuit misionearis pertama di Asia Santo Fransciscus Xaverius telah singgah di Maluku (dari kedudukannya di Goa - India Barat, dimana Santo Fransciscus Xaverius sering disebut Paulus kedua karena ia merasul dengan menempuh perjalanan jauh seperti Paulus sampai ke Malaka, Maluku, Jepang, dan sebuah pulau kecil di dekat daratan Cina dalam rencananya memasuki daratan Cina) untuk melakukan evangelisasi pada abad 15 an, namun para Jesuit dari Belandalah yang secara missioner melahirkan paroki Santo Ignatius, lebih dari 4 abad kemudian. Sementara itu para misionaris juga dengan menyertai para pedagang Portugis juga menginjili di bumi Nusantara bagian timur, yaitu di pulau Flores dan pulau Timor. Konggergasi Yesuit adalah sebuah societas yang didirikan oleh Ignatius Loyola, sorang bangsawan Spanyol yang dilahirkan pada tahun 1506. Awal abad 16 adalah zaman emas Eropa yang baru lepas dari pendudukan Arab. Banyak penemuan ilmiah baru lahir, sudah ada pelayaran lebih separoh dunia oleh Columbus atau Amerika baru ditemukan, pelaut-pelaut lainnya yang juga menemukan Amerika, ataupun seperti Vasco de Gama yang berlayar jauh (sebenarnya 8 decade sebelumnya) Zang He atau Cheng Ho seorang panglima kasim yang muslim dan menyebarkan agama Islam yang mampir di Palembang dan Semarang/Sam Po Kong pada awal abad 14; juga sudah lebih awal melakukan perjalanan yang lebih jauh sampai 7 kali sampai ke Afrika pada tahun 1417 dan konon pasukan Zhang He inilah yang menaklukkan dan meruntuhkan kerajaan Majapahit dengan pertempuran di muara kali Porong.
Abad 16 adalah masa keemasan spiritualitas Katolik, dengan lahirnya konggergasi Yesuit yang mempunyai spiritualias kerasulan : bekerja sama dengan Tuhan di dalam dunia untuk menyelamatkan kemanusiaan dengan memerangi musuh - musuh kemanusiaan dengan; mengisi dunia dengan pengetahuan dari kehidupan sejati. Companions in the Lord, doing God's work, for the hope of the world. Berkarya bersama Tuhan yang hidup bukan hanya bekerja bagi Tuhan, menyerahkan totalitas dirinya (to insert himself) kedalam pekerjaan Tuhan di dunia. Serikat Yesuit ini berkembang di Paris yang saat itu banyak mengalami perubahan, oleh sekelompok mahasiswa yaitu Ignatius Loyola sendiri, Francis Xavier, dan Peter Faber; ketika mereka belajar Theologi pada periode 1528 - 1534. Yang mengesankan dan masih banyak dikenang oleh umat dari para Yesuit ini, adalah kunjungan para pastor ini kepada umat gembalaannya , meskipun saat itu jumlah umat lebih dari 5200 orang atau hampir dua kali lipat jumlah umat yang sekarang. Pastor Wayenburg mendatangi umat dan calon baptis dengan mengadakan katekisasi dirumah warga, meskipun pesertanya hanya sedikit orang ; sedangkan Pastor Kuyt yang doctor filsafat dan theologi dengan sepeda tuanya dan tas kulit coklatnya (meski beliau sudah lanjut usia) mendatangi umat yang berdiam di kampung –kampung di sekitar jalan Kawi atau wilayah Robertus Southwell. Pernah beliau mampir dirumah penulis yang baru pindah . Sekali diperkenalkan dengan nama anak – anak penulis yang masih kecil – kecil, setiap kali bertemu di gereja, beliau mengingat dengan baik nama anak – anak penulis. Kemampuan memori atau daya ingatnya luar biasa dan kalau kami sekeluarga kami tidak ke gereja St. Ignatius, karena pergi ke gereja Katedral , beliau mengetahui dan menegur kami. Kemudian pada tahun 1985 sampai dengan tahun 1990 kita mengenal Pastor William Heffernan , MM dari Amerika. Seorang doctor ahli hukum gereja yang banyak membereskan perkawinan campur umat paroki Ignatius, sehingga secara hukum gereja menjadi perkawinan yang syah. Yang mengesankan dari pastor Bill (sebutan pastor William ini) , setiap hari Jumat pagi antara jam 6 dan 7 pagi, sosoknya yang tinggi dengan berpakaian imam jubah putih berjalan cepat melewati rumah penulis untuk mengunjungi dan secara rutin membagikan komuni sendiri kepada umat yang jompo dan sakit di wilayah Kawi Bawah sekitar pasar Ratna (sekarang sudah dibongkar). Dari penuturan umat yang penulis wawancarai dan bersentuhan langsung dengan pelayanan kasih gembalaan pastor ini, ternyata beliau membagikan kepada banyak orang sakit dan tua di daerah ini. Mungkin pembagian komuni ini , beliau lakukan juga di wilayah lain pada hari – hari lainnya . Bahkan kemudian penulis ketahui, beliau masih membagikan komuni ke rumah sakit saat umatnya dirawat di RS. St Carolus. Padahal di rumah sakit itu setahu penulis ada pastor Ben Tentua, OFM dari Paroki Kramat yang juga membagikan untuk pasien – pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut. Suatu pelayanan pastoral seorang gembala yang baik terhadap umatnya. Setelah itu paroki mengalami periode beberapa pastor diocesan atau praja yang sering sekali gonta - ganti sebagai pastor kepala parokinya; dan tercatat juga beberapa yang keluar dari imamatnya ketika karya pastoralnya di paroki Santo Ignatius. Tidak kurang dari 7 orang pastor praja yang keluar masuk paroki pada periode tahun 1986 sampai dengan tahun 1995; Pada awal 1996 pastor gembala kembali dijabat seorang Yesuit, yaitu oleh Pastor Antonius Lammers SJ yang dipindah dari paroki Tanjung Priok. Beliau adalah Yesuit terakhir yang menjadi Pastor kepala paroki dan menjabat dari tahun 1996 sampai tahun 2003. Pastor Lammers pernah bercerita bahwa tahun 50 an, bersama pastor Koolman dan Sugiri sebagai novis yang berusia belasan tahun sampai di Tanjung Priok naik kapal laut yang lama perjalananya berbulan - bulan dari Belanda ; Tiga orang yang baru melewati masa remaja pengagum Ignatius de Loyola , menyebrangi lautan pergi jauh ketanah Jawa yang eksotis untuk menjadi pewarta Sabda dan Kerajaan Allah. Kemudian meneruskan perjalanan dengan kereta api barang ke Semarang dan menjadi hitam karena asap loko yang mungkin masih menggunakan batu bara atau kayu bakar, untuk menjadi para missionaris Yesuit . Sampai saat ini mereka masih berkarya dan taat akan ikrar setia mereka kepada Sang Raja dan Gembala Agung. Para Yesuit menggembalakan paroki Santo Ignatius selama hampir lima puluh tahun atau setengah abad. Dari pastor pertama P.J. Janssen SJ (1948), kemudian Jesuit lainnya sampai tahun 1985; sesudah itu seorang misionaris dari Amerika Serikat , seorang Misionaris Milhill (MM), William Heffernan,MM ; mengambil alih paroki ini sampai 1985 kemudian diserahkan kepada imam diosesan. Berapa imam diosesan ini meninggalkan imamatnya waktu bertugas di paroki ini . Tahun 1996 P.A. Lammers SJ ditugaskan membenahi paroki ini sampai dikembalikan lagi kepada imam diosesan pada tahun 2003 ( 200 Tahun Gereja Katolik di Jakarta,hal.281, Adolf Heuken,SJ; Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta, 2007 ). Yang menarik dari pastor tua ini, sama seperti para Yesuit pendahulunya seperti Pastor Kuyt dan Bastianse, juga Romo Sunar adalah dalam kunjungan ke umatnya (huis bezoek).Yang penulis kenang dengan Pastor Lammers yang sudah berusia lebih dari 70 tahun ini, adalah pada suatu waktu di lingkungan kami , beliau minta diantar mengunjungi umat yang lanjut usia dan atau mengalami sakit tua , umumnya para ibu yang berusia diatas tujuh puluhan tahun bahkan diatas 80 -an tahun. Beberapa dari mereka tampak begitu gembira dikunjungi pastornya, ada diantara mereka yang berkomunikasi menggunakan bahasa Belanda dengan pastor tua ini. Sesudah kunjungan ini dalam hitungan bulan saja, para ibu ini berurutan meninggal dunia, sehingga dalam periode 14 bulan , tujuh orang meninggal atau rata – rata dalam dua bulan ada yang meninggal. Entah kebetulan atau tidak, mungkin para ibu tua ini sesudah dikunjungi gembalanya menjadi rindu untuk memandang wajah Allah dan segera kembali ke rumah Bapa. Saat itu belum ada prodiakon, yang ada adalah API atau awam pelayan ibadat, bukan untuk membawakan ibadat di pemakaman seperti para prodiakon. Maka yang pontang panting adalah pengurus lingkungan untuk penyelenggaraan ibadat – ibadat kematian. Kalau keluarga masih menginginkan hadirnya seorang pastor, ketua lingkungan mengusahakan kehadiran seorang pastor - pastor SVD dari Wisma Soverdi di Matraman Raya atau mencari pastor tamu yang kebenaran singgah di Jakarta, tempatnya di Wisma Unio, di jalan Kramat V. Kejadian ini karena kebijaksanaan dari paroki ini konon dari KAJ yang menyarankan Pastor cukup datang sekali untuk misa requiem. Kalau memang benar arahan dari KAJ tersebut , sangat disayangkan oleh pastor paroki digunakan sebagai justifikasi atau pembenaran menjadi seorang minimalis dalam pelayanan pastoralnya. Kalau mempunyai waktu mengapa cukup datang hanya sekali. Atau memang ada jurisdiksinya dalam pelayanan pastoral seorang imam sebagai pejabat gereja atau seorang ordinary gereja , dalam peristiwa kematian kunjungan yang hanya sekali sudah memadai. Padahal umat biasanya berkumpul menemani keluarga yang ditinggalkan atau ikut berbela sungkawa setiap malam untuk beribadat sebelum jenasah dimakamkan. Kecuali pastor paroki memang begitu sibuk atau demikian ketat jadwal pelayanannya, sehingga tidak memungkinkan untuk hadir lagi. Suatu waktu Pastor Lammers mengatakan bahwa umat wilayah FX adalah umat yang parasit, mau menikmati liturgi ibadat ekaristi tetapi tidak memberikan kontribusi dengan adanya koor wilayah. Oleh karena tegurannya ini, maka lahirlah koor wilayah FX pada tahun 1997, meskipun kemampuan berseni suara dari para anggota-anggotanya hanya pas-pasan umat wilayah FX berusaha membentuk koor wilayah dengan mengundang dirigent dari luar wilayah dan berlatih dengan tekun setiap hari Kamis malam, di sebuah rumah umat di jalan Lawu yang secara khusus menyediakan tempat untuk pertemuan lingkungan , pendalaman iman atau kitab suci, dan juga latihan koor. Meskipun pas - pasan pada perlombaan koor antar wilayah dalammemperingati 50 tahun berdirinya paroki Santo Ignatius, koor wilayah FX memperoleh juarakedua. Penulisan sejarah 200 tahun gereja di Keuskupan Agung Jakarta, merupakan momen yang sayang kalau dilewatkan berlalu begitu saja. Mudah – mudahan rencana penulisan sejarah di paroki St. Ignatius pun melibatkan umat dalam keikutsertaan memberikan sumbangan yang berarti mengenai catatan – catatan lahirnya sebuah paroki yang telah berumur lebih dari 50 tahun. Suatu paroki di jantung kota Jakarta yang umatnya menjadi berkurang karena banyaknya gusuran, konsekwensi perubahan tata kota untuk menjadi metropolitan yang membongkar bangunan – bangunan tua dan menggantinya dengan gedung – gedung tinggi , sebagian sampai sekarang di daerah dekat Menara Imperium dan sekitar Gang Edi,masih terbengkalaI sebagai tanah kosong akibat krisis moneter tahun 1997. Paroki St Ignatius dalam usianya yang ke 58 tahun adalah paroki yang cukup tua . Kata seorang rohaniwan, tempat yang sering dipakai untuk berrelasi dengan Tuhan atau beribadat demikian juga sebuah gereja tua , biasanya mempunyai nilai sakral yang lebih atau mempunyai greget . Allah Bapa yang Maha Baik sudah begitu sering hadir menjumpai putra - putriNya yang dikasihiNya dalam relasi doa - doa yang disampaikan, ikut solider dengan anak -anakNya yang menanggung beban atau berkeluh kesah karena mempunyai persoalan; ataupun untuk menyampaikan doa puji syukur kepada Sang Pencipta. Allah yang masih ingin terus berkomunikasi dan hadir menemui putera - puteriNya. Panitya penulisan sejarah dari paroki menugaskan setiap wilayah untuk menyampaikan tulisan. Kami dari wilayah Fransciscus Xaverius mencoba. menyampaikan tulisan yang juga merupakan pandangan sebagian umat di wilayah Wilayah yang mengambil nama Santo pelindung yang begitu populer bagi masyarakat katolik di Indonesia., saat ini mempunyai 3 lingkungan yang semula 4 lingkungan . Mengalami pengurangan satu lingkungan karena umatnya tergusur. Jumlah KK adalah 104 KK, terdiri dari 62 KK di Lingkungan Ignatius de Azevedo, 20 KK di Lingkungan Petrus Faber dan 22 KK di Lingkungan Antonius Daniel; dengan komposisi sebagian besar umat adalah yang berusia setengah tua, dan banyak yang sudah lanjut usia . Umat dengan usia muda sangat kurang dan makin lama makin kurang berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan. Banyak dari mereka pulang kerja sampai larut malam. Dari yang muda – muda cukup banyak juga yang sudah keluar rumah karena sudah menikah atau banyak berada di daerah lain karena meneruskan pendidikan atau bekerja di tempat lain. Bahkan mereka tersebar di benua lain, anak anak yang pada periode tahun delapan puluhan mengikuti sekolah minggu yang dikelola para mudika FX, di sebuah rumah tua di jalan Salak no. 33 dan no. 35 pada periode tahun 1980 an, dibedakan dari kelompok umur yang masih kecil - kecil dan yang sedikit lebih besar. Saya mengutip dari buku Peringatan 50 tahun Paroki Santo Ignatius yang diterbitkan Panitya Peringatan 50 tahun Paroki Santo Ignatius pada tahun 1999 sebagai berikut ; Dua tahun terakhir ini wilayah FX telah memiliki paduan suara. Wilayah ini tidak mempunyai banyak warga usia mudika, namun mereka mau terlibat dalam kegiatan di lingkungan, wilayah maupun di paroki. Kegiatan lain yang spesifik adalah persekutuan doa wilayah, kelompok doa dari para ibu yang mengadakan kunjungan kepada umat yang lanjut usia atau sakit. Mendukung dengan doa umat yang terkena musibah dan memerlukan bantuan. Keterlibatan wilayah ini dalam paroki terlihat dari keanggotaan dalam Dewan Paroki, ketua seksi dan kelompok kategorial, dan prodiakon (hal. 41). Barangkali sebagai nama baptis, nama FX atau Fransciscus Xaveriuslah yang paling banyak digunakan sebagai nama baptis di Indonesia.Bila kita melihat pelajaran sejarah di sekolah menengah bahwa nama Fransciscus Xaverius dikenal sebagai penyebar atau misionaris pertama agama nasrani pada abad 15 di Kepulauan Maluku. Fransesco adalah seorang bangsawan Portugal kelahiran 7 April 1506 di Navarra ; Puri Javier sebagai anak bungsu dari lima bersaudara. Pergi ke Perancis; untuk belajar di kolese St. Barbara. Perkenalannya dengan Ignatius Loyola bersama Peter Faber atau Pierre Favre kelahiran 13 April 1506 di suatu desa Villareto, daerah Savoya, wilayah Genova. Para Putera Gereja inilah yang merupakan ketiga orang Yesuit pertama, yang secara khusus dirayakan di seluruh dunia dalam tahun Yubilleum Agung 2006 ini. Menyambut 450 tahun afatnya Ignatius de Loyola dan 500 tahun kelahiran Fransciscus Xaverius dan Beato Petrus Faber. Demikian juga di Jakarta dirayakan dengan Novena Besar Yubilleum di Gereja Santa Theresia, Jakarta Pusat. Para Yesuit di Indonesia terutama di pulau Jawa dikenal dalam pendidikan sekolah - sekolah menengahnya atau kolese yang berkwalitas tinggi seperti di Jakarta, Semarang, dan Yogyakarta. Banyak dari para Yesuit ini adalah juga pengajar yang biasanya juga mempunyai keahlian atau profesi tertentu. Dari konggregasi Yesuit ini dikenal pula Latihan Rohani (Excercitia Spiritualita) yang merupakan panduan retret yang telah digunakan berabad – abad dan banyak dipakai oleh para rohaniwan dan pemimpin umat sebagai panduan dalam retret . Paus Pius XI dalam ensiklik Mens Nostra menyatakan bahwa kekuatan metode Ignasian dalam Latihan Rohani mengajarkan cara retret yang mengagumkan untuk menolong umat beriman membangun hidup menurut teladan Yesus dengan pemeriksaan hati dan pertobatan yang menumbuhkah kasih terhadap Yesus, untuk kemudian menjadi pengikut setia dan menerima tugas perutusanNya; Puncak dari Latihan Rohani adalah kontemplasi sehingga yang dilakukan adalah kehendak Allah; bukan kehendak pribadi dan meninggalkan segala kelekatan terhadap kekuasaan, status, kekayaan, popularitas dan sebagainya yang menghalangi kehidupan rohani umat beriman. Pada tahun 1540 Francis Xavier atau Fransesco yang kita kenal disini sebagai Fransciscus Xaverius diutus ke Goa, India dan wilayah timur jauh lainnya menumpang armada Portugis, menjadi missioner dan pernah singgah di Malaka daratan Malaysia dan Maluku, Jepang dan China. Dalam usahanya masuk daratan China, ia menemui ajalnya pada tahun 1552 di pulau San Chian sebelum dapat memasuki daratan China. Bila melihat sejarah gereja katolik di Indonesia, para Yesuitlah yang pertama datang untuk memberitakan injil hampir 500 tahun yang lalu di Maluku. Beliau dimakamkan di Goa, India . Ia melakukan pewartaan lewat cara hidup dan kemampuan penyesuaian dirinya dengan budaya dan adat istiadat penduduk setempat. Sesudah Paulus, ia adalah rasul yang paling jauh melakukan perjalanan dalam karya pewartaan kabar baik, sehingga ia diangkat menjadi Santo Pelindung para misionaris. Fransesco merupakan pemimpin local yang pertama dari Serikat Yesus di India. Pada tahun - tahun periode tujuhpuluhan, saat pembentukan rata marga yang sekarang menjadi lingkungan dan wilayah di dalam paroki St. Ignatius , nama para Yesuit digunakan sebagai santo pelindung karena memang para gembala di paroki St. Ignatius adalah pastor –pastor Yesuit. Rasanya nama – nama itu begitu indah dan mempunyai nilai magis dari para Yesuit yang berkarya di seluruh dunia. Tidaklah heran bila wilayah memilih nama besar Fransciscus Xaverius sebagai santo pelindung. Demikian juga lingkungan – lingkungan yang ada di wilayah FX memilih nama – nama pelindung dengan menggunakan nama - nama para Yesuit seperti Ignatius de Azevedo , AntoniusDaniel, Petrus Faber , dan Sebastianus Kimura seorang Yesuit Jepang yang menjadi martir dalam tugas perutusannya. Karena umat di lingkungan Kimura tinggal beberapa kepala keluarga, akhirnya lingkungan ini digabung dengan lingkungan Antonius Daniel. Meskipun kepengurusan Dewan Paroki tahun 2003 – 2006 dengan kepemimpinan pastor kepala paroki telah mengganti nama – nama santo pelindung ini dengan nama – nama FX 1, 2 , dan 3 ; dalam kehidupan sehari - hari umat di wilayah FX nama – nama yang telah dipakai puluhan tahun itu dalam realitasnya tidak hilang dan tetap dipakai ; nama – nama FX 1,2, dan 3 hanya dipakai dalam berita paroki yang seringkali membuat saya pribadi lebih susah mengingat atau keliru mana yang 1, mana yang 2 atau yang 3. Nama dari para misionaris Yesuit yang diabadikan oleh umat paroki Santo Ignatius dalam pembentukan nama – nama lingkungannya telah dimusnahkan dan tidak bermakna dengan pengnomoran 1, 2 , dan 3 dari wilayah FX. Sangat disayangkan hilangnya nama – nama para Yesuit yang dijadikan sebagai santo pelindung oleh umat lingkungan. Nama yang telah terpatri lebih dari 30 tahun dihilangkan begitu saja oleh segelintir orang dan pastor paroki yang merasa mempunyai kesewenangan untuk merobah , tanpa membicarakannya dengan umat yang bersangkutan. Yah itulah budaya kita yang kurang menghargai sejarah, menghancurkan yang lama dan ingin merubah sesuai selera ketika berkuasa. Sebuah arogansi kesewenangan beberapa orang yang merasa mewakili umat. Secara teritorial Wilayah FX dalam peta DKI Jakarta, terletak bagaikan suatu noktah persegi di kelurahan Guntur dan Pasar Manggis yang areanya menggunakan nama-nama gunung di pulau Jawa antara Jl. HR Rasuna Said di sebelah selatan dan Sultan Agung di sebelah utara, dan antara Jl. Halimun di sebelah barat dan Kencana di sebelah timur. Jumlah KK terus berkurang karena umatnya pindah atau rumahnya dijual. Keluarga muda amat jarang untuk dapat menempati daerah ini, kecuali masih tinggal dengan orang tua. Biasanya pindah kepinggiran atau mencari apartemen untuk tempat tinggal. Mungkin sudah harus dipikirkan bahwa suatu saat dalam masyarakat metropolitan , birokrasi paroki yang sifatnya teritorial suatu saat akan ditinggalkan. Contohnya gereja Katedral dan Santa Theresia merupakan gereja yang banyak dikunjungi oleh umat yang tidak bertempat tinggal atau berdomisili di area tersebut. Bisa jadi suatu saat di Jakarta akan timbul gereja yang bukan sifatnya teritorial, akan tetapi bersifat kategorial atau umat bisa ke gereja mana saja yang dianggap bisa lebih sesuai dengan kebutuhannya dalam berelasi dengan Sang Pencipta atau berelasi dengan sesamanya. Gereja yang terbuka bagi segenap umat dan membuka pintunya lebar - lebar setiap saat seseoran ingin berdoa atau merenung di depan salib atau di gua Maria. Dalam refleksi penulisan buku peringatan 200 tahun sejarah paroki Santo Ignatius, pastilah ada hal - hal yang dikenang baik yang pahit atau yang manis, ada juga hal - hal yang mungkin terlupakan. Apapun yang terjadi sebagai peristiwa sejarah, seyogyanya dapat dipelihara dan menjadi kenangan atau monumental batin dari para pelaku yang bersentuhan dan mengalaminya. Umat wilayah Fransciscus Xaverius paroki Santo Ignatius; dalam kegiatan lingkungan yang sebagaimana keinginan Bapak Uskup untuk meningkatkan kehidupan umat basis gereja di lingkungan - lingkungan, sangatlah mengharapkan suatu perkembangan kehidupan spiritual atau kehidupan iman yang tumbuh dan berkembang . Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh peran para gembala di paroki dan juga oleh peranan para awam yang mau berkarya dalam lingkungan atau wilayah. Bukan hanya sebagai pengorbanan dalam melayani sesama, akan tetapi lebih baik kalau persepsinya bukanlah pengorbanan karena tenaga, waktu, juga materi; akan tetapi karena sebagai ungkapan syukur dan terima kasih kepada Bapa yang maha baik. Harapan kami agar gembala- gembala kecil dalam paroki hendaknya mengambil idola seorang murid yang seperti Rasul Paulus sebagai figur identifikasi dirinya dalam berkarya melayani Yesus Sang Raja dan ikut ambil bagian dalam mengembangkan Kerajaan Allah di bumi ini dalam berkarya untuk sesama umat. Kami ingin mengutip pandangan Martin Buber seorang filsuf eksistensialism yang bisa diterapkan dalam kehidupan umat basis. Martin Buber mengajukan hubungan Aku – Kamu sebagai hubungan yang paling mendalam antara manusia dengan Allah. Spriritualitas sejati bersifat komunal, karena Roh tidak berkaitan dengan hanya orang perorangan, melainkan dengan hubungan antara mereka, melalui kamu – kamu manusiawi orang dapat bertemu dengan Kamu Abadi. Paguyuban atau komunitas lingkungan adalah seperti koionia yang diajarkan Santo Paulus. Kita memang tidak dapat berelasi dengan Tuhan tanpa hubungan dengan sesama kita. Monumen kasih Santo Fransciscus Xaverius yang melakukan penginjilan atau penyampaian kabar baik evangelisasi ke bumi Indonesia , semoga dapat menjadi spiritualitas umat bukan hanya dengan menginjili dan membaptis sesama seperti di masa lalu , tetapi menjadi tanda Kristus yang hadirdiantara sesama kita, dengan berperilaku dan bersikap sebagai seorang pengikut Kristus. Menjadi seorang murid yang menghayati arti dari pemuridan seperti yang dikehendakiNya dalam menyampaikan kebenaran dan perintah - perintahNya dengan spiritualitas yang alkitabiah sebagai sumber inspirasi. Pada tahun ke enam dari Yubelium Milenium Ketiga sekarang ini , semoga benar - benar membawa kepada tahun - tahun yang penuh rahmat Tuhan, saatTuhan menyelamatkan umatNya melalui Sang Sabda dalam diri Yesus Kristus. Makin disadari peranan awam menggereja dan makin mencintai kitab suci dan juga sekaligus menjadi pelaku Sabda. Khususnya umat beriman di Keuskupan Agung Jakarta yang merayakan pesta 200 tahun pewartaan dan berdirnya Keuskupan Agung Jakarta menjadi tanda Kristus yang hadir bagi dunia kehidupan di sekitarnya. Sesuai hymne 200 tahun Gereja Katolik Jakarta ; makin setia kepada Yesus makin berbakti kepada Nusa dan Bangsa. Pro Ecclesia et Patria. Selamat Merayakan.
Jakarta, April 2006
Hendra Boeniardi