13 November, 2016

ANTARA EXORCISM DAN MISA ARWAH, APA RELEVANSINYA

Manusia dalam injil sebagaimana digambarkan Matius adalah terdiri dari badan dan jiwa, sementara konsep roh atau spirit baru ditulis oleh Paulus dalam suratnya kepada umatnya di Thesalonika.

Pemahaman jiwa dan roh seolah di paralelkan atau saling bertukaran. Paulus mengenalkan roh dalam arti Roh Yesus yang bisa hadir dalam dirinya, dan juga menurut pandangannya dengan latar belakang helenistik maka ada konsep rasio atau akal budi yang menggerakkan kita dalam kehendak bebas. Pemahaman yang kurang distinctive akan arwah dan roh jahat membawa kepadea suatu yang trendy dan menarik untuk dibuat menjadi sebuah topik talk show diatas altar didepan tabernakel dengan Sakramen Maha Kudus didalamnya. Di sebut sebut juga seolah ada arwah arwah yang gentayangan, maka demi daya tarik, lahirlah acara TALKSHOW exorcism sebelum misa arwah. Sebagai psikolog yang pernah profiling ribuan manusia saya lebih mengenal manusia dalam arti body and mind, seturut konsep behaviorismda pemahaman existentialism , namun saya yakini manusia adalah mahluk yang sangat complex, tidak se sederhana digambarkan , beyond the meaning. Dalam kehidupan spiritual saya percaya adanya jiwa jiwa sebagaimana ajaran. Pemahaman yang konon diperuntukkan untuk sajian bagi orang kebanyakan, bisa jadi merupakan pembodohan umat, yang membuat sebuah confusion.

Apa korelasi Exorcism sebagai bentuk katakese baru dengan liturgi misa arwah bagi kaum beriman. Minim integritas ngaku dirinya psikolog, ketika ditanya sekolah dimana makin tersinggung dan akhirnya timbul percakapan seperti dilakukan bukan oleh seorang gembala namun dengan cara kekanak kanakan, sambil menunjuk nunjuk. sampai akhirnya keluar “orang Indonesia bukan?” , saya pikir konyol ini kalau larinya ke racism ataukah sekedar pemahaman kalau orang Indonesia tidak akan mempermalukan didepan umat, hehehehe, Yes I am Indonbesian by nationality. Just it! Benar benar menunjukkan kekerdilan dalam perbedaan pendapat dan knowledge.
           
Semalam saya mengikuti misa arwah sebagai kebiasaan tahunan, berdoa secara khusus untuk arwah para leluhur dan saudara, termasuk mendiang isteri. Bahkan tahun lalu saya sempatkan menghadiri dua kali, di paroki sendiri dan acara tahunan di pemakaman SAN DIEGO HILLS, Karawang Barat. Nalar saya terganggu saat sebelum misa arwah dimulai, paroki membuat sebuah acara diatas panti imam, didepan tabernakel dengan api yang menyala tanda Sakramen Mahakudus diletakkan. Altar ditutup kain putih dan digeser kebelakang untuk memberi tempat bagi para pembvicara, dua orang imam. seorang moderator dan seorang lagi dari konon dari Komkat KAJ, entah akronim apa rupanya. Saya mempertanyakan relevansi topik talkshow dengan arwah arwah yang ingin saya doakan.
Rupanya ini sangat menyinggung perasaan seorang pemimpinb umat dan merasa dipermalukan didepan umat. Bagti saya rupanya perlu pemahaman yang distinctive tentang apa jiwa jiwa, soul dalam ajaran kita. Pemahaman tentang exorcism yang menjadi trendy di dunia , baik di Eropa dan Amerika dengan bukunya dari seorang padri, Gabrielle Amorth yang dipublish dalam edisi bahasa Itali dan bahasa Inggris di Amerika. Di Amerika sendiri diterbitkan oleh Jesuit Press, Amorth dalam bukunya hanya berbicara tentang pengalamannya dalam melakukan ritual pengusiran setan, yang memang sulit diterima oleh ilmu pengetahuan terutama psikologi.

Dalam psikologi memang ada reaksi seorang penderita, dimana terjadi kadang dikenal masyarakat kejadian seperti kesurupan . Dikenal dengan diagnosa Dissociative Reaction. Dimana terjadi seorang penderita memperlihatkan gejala seolah kesurupan, yang terjadi adalah hanya menjadi tidak sadar atau sebagai akibat kejadian traumatis yang menimbulkan anxiety dan manifestasi dari konflik konflik yang dialaminya. Sementara struktur kepribadian yang bersangkutan tidak mampu mengatasinya. Disini yang diperlukan adalah psikoterapi, bukannya ritual exorcism. Juga tak ada hubungannya dengan schizophrenia dan epilepsy yang disampaikan pembicara. ada confusion antara arwah arwah kaum beriman yang dimana Gereja menyediakan sarana bagti umat Kristen yang khusus katolik, mendoakan secara khusus dengan hari khusus di awal November dengan ekaristi, dan pemanis yang konon diperutukkan pemahaman orang orang sederhana dengan sebuah talk show pada misa menjelang misa arwah, dan lebih dari itu dilakukan diatas altar didepan tabernakel dan dinyatakan oleh moderator, misa tanpa HOMILI karena sudah ada TALK SHOW.

Sekali lagi nalar saya terganggu, dan itu yang saya pertanyakan, "Apa relevansinya Exorcism dengan Misa Arwah, antara iblis atau setan yang memang dalam Injil , bisa diusir oleh para Pengikut Kristus selain mewartakan Kabar Gembira. Tak ada hubungannya liturgi dengan misa Arwah yang didahului sehari sebelumnya dengan pesta para kudus dengan peristiwa Exorcism. PEMAHAMAN TENTANG jiwa jiwa di api pencucian yang hanya diyakini kita kaum katolik, dan berdasar alkitabiah , sama sekali tidak ada hubungannya dengan peristiwa ritual Exorcism, dan ditulis oleh Amorth, tentang kuasa jahat yang riil dan menimbulkan peristiwa atau penderitaan batin dan fisik yang diakibatkan oleh roh jahat . Roh roh jahat yang disebutnya sebagai smart creatures yang setara malaikat, tak ada relevansinya dikaitkan dengan Arwah Arwah kaum beriman. Apalagi disebutkan sebagai sebuah katekese baru.
" Scripture, which speaks of man as consisting of "body and soul," Matt. 6:25; 10:28, or of "body and spirit," Eccl. 12:7; I Cor. 5:3,5. Some are of the opinion that the words 'soul' and 'spirit' denote different elements, and that therefore man consists of three parts, body, soul, and spirit, Cf. I Thess. 5:23. It is evident, however, that the two words 'soul' and 'spirit' are used interchangeably".